SURABAYA - Sebanyak 37 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur berstatus zona kuning atau setara 97,37 persen. Sedangkan satu daerah sisanya masih zona orange yakni Kota Blitar.
"Alhamdulillah, Provinsi Jawa Timur kembali mendapatkan kabar menggembirakan dalam penanganan COVID-19. Saat ini daerah dengan zona kuning di Jatim sudah mencapai 97,37 persen, dari 18 kabupaten berada pada zona kuning," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 16 September.
Atas capaian ini, Khofifah menyampaikan rasa syukur dan terim akasih atas kerja keras dari seluruh pihak baik Forkopimda, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), perguruan tinggi, tokoh agama, media, private sector, tokoh agama, tokoh masyarakat serta peran aktif seluruh masyarakat Jatim yang telah bersama sama kerja keras berjuang menghadapi Pandemi COVID-19.
"Di saat yang sama, positivity rate kita mencapai 1,85 persen. Ini adalah rekor terendah selama pandemi bahkan jauh di bawah ketentuan yang diberlakukan WHO yaitu kurang 5 persen positivity rate," ujarnya.
Menurut Khofifah, posisi zonasi sebuah daerah menjadi sesuatu hal yang penting saat ini. Karena perkembangan zonasi peta resiko COVID-19 menjadi salah satu acuan dalam menentukan tindakan dan kebijakan.
Terlebih, adanya pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhir telah banyak membatasi dan mempengaruhi aktivitas masyarakat di hampir seluruh sektor. Utamanya, di tengah masih diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di Jatim.
"Setiap kebijakan ataupun tindakan yang akan diambil memang harus disesuaikan dengan level serta zonasi peta resiko sebuah daerah, selain posisi levelnya," katanya.
Tak hanya zona kuning yang bertambah, Khofifah menjelaskan, berbagai unsur dalam penanganan COVID-19 juga mengalami perbaikan. Sebagai contoh, jumlah tes PCR di Jatim sudah sesuai standar WHO (>40.479 test/ minggu).
Berdasarkan data.covid19.go.id per 14 September 2021, seminggu terakhir berada di angka 147.912 test/minggu. Sehingga positivity rate Jatim berada di angka 1,85 persen.
Terkait bed occupancy rate (BOR) juga mengalami penurunan. Dari data tanggal 3 Juli 2021 ke 14 September, BOR ICU RS turun dari 78 persen menjadi 18 persen atau mengalami penurunan sebanyak 60 persen. BOR Isolasi RS turun dari 81 persen ke 13 persen atau terjadi penurunan sebanyak 68 persen. Begitu juga dengan BOR RS Darurat mengalami penurunan dari 69 persen menjadi 18 persen atau turun sebanyak 51 persen.
"Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Jatim ini sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen," katanya.
BACA JUGA:
Khofifah terus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan COVID-19.
"Kembali saya mengajak kepada kita semua mari disiplin menjalankan protokol kesehatan. Kita masih harus kerja keras dan berjuang menghadapi pandemi ini. Mari terus patuhi protokol kesehatan dan percepat vaksinasi untuk menuju Jatim Bangkit," katanya.