Pakuwon, Pengembang Mal Kota Kasablanka dan Gandaria City Milik Konglomerat Alexander Tedja Raup Pendapatan Rp2,45 Triliun dan Laba Rp464 Miliar
JAKARTA - Perusahaan properti PT Pakuwon Jati Tbk membukukan kinerja positif di semester I 2021. Emiten berkode saham PWON tersebut meraup kenaikan pendapatan double digit pada enam bulan pertama tahun ini.
Dalam laporan keuangan Pakuwon yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis 2 September, perusahaan milik konglomerat Alexander Tedja ini membukukan pendapatan senilai Rp2,45 triliun. Raihan tersebut naik 24,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,97 triliun.
Namun, adanya kenaikan pada pos bebasn dan selisih kurs membuat laba bersih Pakuwon mengalami penurunan. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis 3,71 persen secara tahunan menjadi Rp464,63 miliar di semester I 2021 dari sebelumnya Rp482,55 miliar pada enam bulan pertama 2020.
Baca juga:
- Pakuwon, Perusahaan Konglomerat Alexander Tedja Pemilik Mal Kota Kasablanka dan Gandaria City Ini Labanya Anjlok 65 Persen
- Pakuwon, Perusahaan Properti Milik Konglomerat Alexander Tedja Ini Raup Marketing Sales Rp427 Miliar di Kuartal I 2021
- Mayapada Hospital Milik Konglomerat Dato Tahir Ditunjuk jadi Vaksinator oleh Perusahaan Alexander Tedja Pakuwon Group
- Pakuwon, Pengembang Mall Kota Kasablanka Milik Konglomerat Alexander Tedja Ini Raup Pendapatan Rp1,1 Triliun di Kuartal I
Adapun, PWON hanya mendapatkan keuntungan selisih kurs senilai Rp428,56 juta pada semester I 2021 atau turun banyak dibandingkan Rp1,32 miliar pada semester I/2020. Ditambah, pengembang properti asal Surabaya ini juga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk penalti atas penebusan utang obligasi senilai Rp99,43 miliar yang mana sebelumnya pos ini tidak ada.
Sementara itu, Pakuwon mencatatkan total aset senilai Rp29,03 triliun, naik 9,73 persen dari posisi akhir 2020 senilai Rp26,45 triliun. Ekuitas tumbuh 2,99 persen year-to-date menjadi Rp18,12 triliun sedangkan liabilitas menanjak 23,13 persen ytd menjadi Rp10,91 triliun.