Gabung Koalisi Jokowi Dinilai Berdampak Buruk, Pemilu 2024 Diprediksi jadi Kuburan bagi PAN

JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan resmi bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Rakernas II yang digelar di Rumah PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Agustus.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad, mewanti-wanti PAN tak salah langkah jika alasan bergabung dalam koalisi untuk mendongkrak suara di Pemilu 2024.

"Berbicara Power (kekuasaan, red) sangat menarik. Kekuasaan bagaikan gula di kerumuni semut. Secara umum kedekatan parpol dengan kekuasaan bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif," ujar Andriadi kepada VOI, Kamis, 2 September. 

Menurutnya, apabila kekuasaan dianggap positif dan berhasil oleh masyarakat selama memimpin dan berkuasa, maka akan berdampak positif pula bagi parpol. Yaitu berupa kenaikan suara dalam pemilu.

Namun sebaliknya, kata Andriadi, jika kekuasaan dianggap negatif dan tidak berhasil selama berkuasa, maka akan berdampak penurunan suara elektoral bagi parpol pendukung tersebut.

Oleh karena itu, Andriadi mengingatkan, PAN musti membuat hitungan politik yang tepat jika bergabung dengan koalisi pemerintah, bergeser dari parpol oposisi menjadi parpol pendukung pemerintah (koalisi). 

"Jika salah dalam mengambil keputusan politik, bukan mendongkrak suara dalam pemilu. Bahkan bergabungnya PAN dengan koalisi pemerintah, malah akan membawa dampak penurunan suara di pemilu 2024," kata Andriadi.

Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu menuturkan, yang perlu menjadi pertanyaan, yakni apakah pemerintah dibawah kepemimpinan Jokowi dianggap berhasil atau gagal oleh masyarakat Indonesia.

Pasalnya, bergabungnya PAN dengan koalisi pemerintah, dengan harapan disuguhkan kue politik "menteri" dalam pemerintah sama dengan saat periode pertama Jokowi 2014 - 2019. 

"Di mana ketika PAN bergabung belakangan dalam koalisi pemerintah yaitu mendapat posisi Menteri PAN RB Asman Abnur. Sama dengan realita saat ini, tatkala PAN akan bergabung dengan koalisi pemerintah ditengah perjalanan," ungkapnya.

Sementara, lanjutnya, harapan Zulkifli Hasan kedepan dengan bergabung koalisi pemerintah akan berdampak baik dan peningkatan elektoral suara pemilu tahun 2024.

"Justru menurut hemat saya bergabungnya PAN dengan koalisi pemerintah kedepan akan berdampak buruk bagi PAN. Bisa saja pemilu 2024, kuburan bagi PAN," tegas Andriadi.

Sebab, Andriadi menjelaskan, setelah ditinggalkan kelompok utama Amien Rais dan berdirinya Parpol Ummat, sebetulnya PAN diambang ancaman tidak lolos Parliamantary Threshold (PT) dengan kondisi keretakan saat ini.

"Apalagi dalam beberapa survey belakangan menunjukkan realitas PAN tidak lolos PT 4 persen di pemilu 2024," tandasnya.