Beri Subsidi Air Bersih Rp33,68 Miliar, Anies: Ada Saudara Kita Ekonominya Lemah Tapi Keluarkan Biaya Dapatkan Air
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajukan subsidi air bersih sebesar Rp33,68 miliar pada APBD Perubahan tahun 2021 dan APBD 2022 yang layanannya disediakan oleh PAM JAYA.
Anies menganggap, subsidi ini diperuntukkan bagi warga yang ekonominya lemah, khususnya di wilayah daratan yang daerahnya mengalami krisis air bersih dan di Kepulauan Seribu.
Pada warga di daerah yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan layanan air bersih, Anies menganggap ada masalah ketimpangan ekonomi. Karena sulit mendapatkan akses air, mereka justru membayar tarif yang lebih mahal.
"Kita tahu bahwa ada ketimpangan yang besar. Masih ada saudara kita yang ekonominya lemah justru harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan hak dasarnya air. Kebutuhan airnya sama bagi mereka yang secara status sosial ekonomi tinggi, tapi biaya perolehan airnya lebih murah dibandingkan rakyat yang sosial ekonominya lemah," kata Anies dalam diskusi virtual, Rabu, 1 September.
Sebelum ada subsidi, warga di kawasan krisis air dan Kepulauan Seribu mesti membayar tarif air bersih Rp32.000 per meter kubik. Setelah ada subsidi, tarif air menjadi Rp3.550 per meter kubik untuk rumah tangga sederhana dan Rp4.900 per meter kubik untuk rumah tangga menengah.
Baca juga:
- Untuk Pertama Kalinya, Anies Dapat Piagam Penghargaan Pengawasan Intern dari Mendagri Tito
- Harapan PDIP Agar Fraksi DPRD Lain Tergugah untuk Ikut Interpelasi dari Bongkar Data Kerugian Formula E
- KPK Usut Arahan Khusus 2 Tersangka Saat Periksa Pajak Sejumlah Perusahaan, Termasuk Bank Panin
- Panggil Pejabat Ditjen Pajak, KPK Dalami Gaji yang Diterima 2 Tersangka di Kasus Suap Pajak
"Tarifnya turun hampir 90 persen. Jadi, mereka membayar hanya kurang lebih 10 persen. Bahkan, nilai ini pun menjadi sesuatu yang terjangkau," ucap Anies.
Begitu juga dengan warga Jakarta yang di daratan hanya bisa membeli air dari penjual gerobak karena krisis air bersih di daerahnya. Seringkali, mereka membayar air sebesar Rp70 ribu per meter kubik.
Perkiraan, biaya pengeluaran konsumsi air bersih selama satu bulan sebesar Rp600 ribu. Sementara di sisi lain, warga di daerah yang punya akses pada air PAM bisa jadi hanya sekitar Rp120.000 per bulan.
Saat ini, dengan adanya pelayanan kios air di daerah yang sulit mendapat akses air bersih, tarif pengeluaran konsumsi airnya menjadi turun.
"Sekarang, dengan adanya kios air PAM, warga yang dulunya harus mengeluarkan uang Rp600 ribuan perbulan sekarang cukup dengan Rp125 ribu per bulan karena harga per meter kubiknya hanya Rp3.550," jelas Anies.
Lebih lanjut, Anies menuturkan pihaknya berkomitmen secara bertahap dan terus-menerus meningkatkan pelayanan dan memastikan bahwa yang paling kesulitan mendapatkan air bersih.
"Ada dua tempat, yaitu kepulauan seribu dan daerah yang belum ada jaringan perpipaan. Di dua tempat itu, kami hadir memberikan layanan air bersih bersubsidi dan memastikan bahwa ada kios air PAM yang membuat mereka bisa mendapatkan air bersih dengan harga yang terjangkau," jelas Anies.