Raja Malaysia: Siapa Pun yang Ditunjuk Jadi Perdana Menteri, Harus Mampu Membuktikan Dukungan Mayoritas

JAKARTA - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah mengatakan, perdana menteri berikutnya harus mengajukan mosi percaya di parlemen sesegera mungkin, sambil mendesak semua pihak untuk bekerja sebagai tim saat proses untuk mengidentifikasi pemimpin baru berlanjut.

Ini diucapkannya Rabu kemarin. Sebelumnya, raja juga meminta semua anggota parlemen untuk menyerahkan pernyataan resmi pada Rabu pukul 4 sore tentang siapa yang mereka dukung sebagai perdana menteri baru, menyusul pengunduran diri Muhyiddin Yassin pada Hari Senin.

"Yang Mulia menekankan, deklarasi undang-undang ini untuk membantunya membuat keputusan dalam menunjuk seorang anggota parlemen, yang menurut pendapatnya dapat memperoleh kepercayaan dari mayoritas anggota parlemen sebagaimana diatur dalam Pasal 43(2)(a) Konstitusi Federal," sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengawas keuangan istana Ahmad Fadil Syamsuddin, mengutip CNA Rabu 18 Agustus.

"Yang Mulia juga mengatakan, perdana menteri yang telah ditunjuk oleh Yang Mulia sesuai dengan Pasal 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal harus sesegera mungkin mengajukan mosi percaya pada DPR untuk membuktikan bahwa dia mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen," tambah pernyataan itu.

Pernyataan itu mengatakan, dalam pertemuan dengan para pemimpin partai politik pada Hari Selasa raja telah menekankan, konsensus dan kejujuran di antara anggota parlemen sangat diperlukan, untuk memastikan kesejahteraan dan keselamatan rakyat tetap menjadi prioritas.

“Anggota DPR perlu menunjukkan solidaritas dengan terus berupaya, memberikan komitmen tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tambahnya.

Baik Raja Malaysia maupun Sultan Perak, yang merupakan Wakil Agong, juga menyampaikan pandangan mereka selama audiensi kerajaan, jika semua anggota parlemen harus berusaha untuk menciptakan persatuan di antara semua partai politik, fokus pada penyelesaian masalah saat ini.

"Sebelum audiensi kerajaan berakhir kemarin, raja juga mengingatkan para pemimpin dan perwakilan dari pemimpin partai politik besar, untuk memastikan keharmonisan, anggota parlemen yang menang harus bekerja sama dengan mereka yang gagal dan semua pihak harus siap bekerja sama dalam satu tim," terang pernyataan tersebut.

Ilustrasi Parlemen Malaysia. (Wikimedia Commons/DannyG15)

Dengan kata lain, pemenang tidak memenangkan segalanya, sedangkan yang kalah tidak kehilangan segalanya.

Pernyataan itu juga menegaskan bahwa raja akan memimpin pertemuan khusus para penguasa Melayu pada hari Jumat. The Star sebelumnya melaporkan, selama pertemuan tersebut, raja kemungkinan besar akan berbagi keputusan dari 220 anggota parlemen mengenai siapa yang mereka dukung sebagai perdana menteri berikutnya.

Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) telah mengumumkan bahwa mereka akan mencalonkan Ismail Sabri Yaakob sebagai calon perdana menteri, setelah pertemuan dewan tertinggi pada Selasa malam.  

Keputusan itu didukung oleh Parti Islam Se-Malaysia (PAS) dan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), menurut media lokal. Wakil presiden PAS Tuan Ibrahim Tuan Man mengkonfirmasi bahwa semua 18 anggota parlemen federal akan mendukung Ismail Sabri sebagai perdana menteri.

Anggota dewan tertinggi Bersatu Eddin Syazlee Shith dikutip oleh Malaysiakini mengatakan, semua 35 anggota parlemen partai telah diinstruksikan oleh Muhyiddin, presiden partai, untuk mendukung Ismail Sabri.

Sementara itu, Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim adalah kandidat blok oposisi untuk posisi teratas. "Kami telah menyetujui Anwar untuk didukung sebagai calon oposisi untuk PM," kata presiden Parti Warisan Sabah Mohd Shafie Apdal, menurut Star.

Untuk diketahui, kandidat perdana menteri perlu meyakinkan penguasa mereka kemungkinan mendapat dukungan mayoritas dari Majelis Rendah, yang saat ini memiliki 220 anggota parlemen dan dua kursi kosong.