Dipimpin Mahathir dan Anwar, Oposisi Malaysia Tuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. (Twitter/@MuhyiddinYassin)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota oposisi Parlemen Malaysia menggelar unjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri dan menentang penutupan parlemen.

Mengutip Reuters Senin 2 Agutus, anggota oposisi semula berbaris menuju gedung parlemen tetapi dihentikan oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara. Massa pun mengalihkan aksinya dengan berkumpul Lapangan Merdeka.

Dua politisi senior Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim berada di tengah-tengah masa. Sedianya, Parlemen Malaysia akan melangsungkan sidang terakhirnya hari ini. Namun, dibatalkan karena adanya kasus infeksi COVID-19 di parlemen. Oposisi menyebut ini dalih pemerintah untuk menghindari mosi tak percaya yang bisa berujung jatuhnya Pemerintahan PM Muhyiddin Yassin.

"Muhyiddin sebagai perdana menteri telah jatuh hari ini," kata pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dalam pidatonya setelah anggota parlemen ditolak.

Dia mengatakan, seluruh 107 anggota parlemen oposisi bersatu dalam menuntut pengunduran diri perdana menteri karena melanggar konstitusi dan dekrit raja, serta menghalangi anggota parlemen menjalankan tugas mereka.

"Hanya melalui cara ini, gejolak politik yang berkepanjangan ini dapat berakhir dan fokus dapat sepenuhnya diberikan pada upaya untuk menyelesaikan krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial yang dihadapi negara ini sejak 17 bulan lalu," sebut mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam sebuah pernyataan.

Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah sejak pengunduran diri tak terduga Mahathir tahun lalu, diikuti dengan naiknya Muhyiddin pada Maret 2020. Muhyiddin telah memerintah dengan mayoritas tipis dan memimpin koalisi penguasa yang tidak stabil ketika pandemi COVID-19 melanda.

PM Muhyiddin Yassin menghadapi seruan mengundurkan diri pekan lalu, setelah Raja Malaysia mengeluarkan teguran terkait pencabutan peraturan pemerintah yang dikeluarkan di bawah aturan darurat yang berlaku sejak Januari, tanpa persetujuan raja.

Raja Malaysia sempat meminta pencabutan tata cara terkait penanganan pandemi untuk diperdebatkan di parlemen, namun pemerintah mengatakan itu tidak perlu. Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim pun mengajukan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin menyusul komentar raja.

Dengan dibatalkannya sidang parlemen, tidak jelas apakah pemungutan suara atau peraturan akan diajukan di parlemen. Setelah menggelar aksi unjuk rasa dan membentangkan spanduk menuntut pengunduran diri, massa kemudian membubarkan diri dengan damai.