Jalani Karantina Usai Kontak dengan Pasien COVID-19, PM Malaysia Sabri Yaakob Tidak Bisa Ikut Pelantikan Kabinet
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob. (Wikimedia Commons/Sophie ds15)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Sabri Yaakob harus rela tidak bisa ikut pelantikan kabinet pemerintahannya, sebab harus menjalani karantina akibat kontak dengan pasien COVID-19.

Ini diketahui melalui pernyataan Kantor Perdana Menteri Malaysia. Pelantikan kabinet baru malaysia sendiri dilangsungkan hari ini oleh Raja Malaysia.

"Perdana menteri tidak akan menghadiri penyerahan surat pengangkatan dan upacara pelantikan para menteri federal dan wakil menteri di hadapan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Syah sore ini," sebut Kantor Perdana Menteri Malaysia mengutip CNA Senin 30 Agustus.

Pernyataan itu menambahkan, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob akan berpartisipasi dalam perayaan Hari Nasional di Putrajaya pada Selasa 31 Agustus besok secara virtual.

Sebelum PM Sabri Yaakob, Wakil Menteri Pendidikan Mohamad Alamin sudah terlebih dulu dinyatakan tidak bisa mengikuti upacara pelantikan, lantaran dirinya positif terinfeksi COVID-19.

Kabinet Malaysia yang baru dilantik di hadapan Raja Malaysia di istana nasional dalam sebuah upacara Hari Senin, sehari sebelum Hari Nasional ke-64 negara itu. Total nantinya ada 31 menteri dan 38 wakil menteri yang dipimpin oleh PM Sabri Yaakob.

Dalam kabinet kali ini, ada empat menteri senior pengganti wakil perdana menteri, yaitu Mohamed Azmin Ali dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Hishammuddin Hussein dari United Malays National Organization (UMNO), Senator Mohd Radzi Md Jidin dari Bersatu serta Fadillah Yusof dari Gabungan Parti Sarawak (GPS).

Kabinet PM Sabri Yaakob sebagian besar sama seperti pemerintahan sebelumnya di bawah PM Muhyiddin Yassin dari Bersatu, yang mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan mayoritas menyusul penarikan dukungan dari sejumlah anggota parlemen UMNO.

Untuk diketahui, saat mengumumkan susunan kabinetnya, PM Sabri Yaakob menekankan budaya kinerja tinggi dari masing-masing kementerian, serta memiliki target pencapaian awal dalam 100 hari kerja pertama.

"Setiap kementerian perlu membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang serta mencapai target. Untuk itu, setiap kementerian perlu membuktikan pencapaian awalnya dalam 100 hari pertama," tegas PM Sabri Yaakob.