4 Tentaranya Tewas dalam Insiden Penembakan di Kalimantan, Angkatan Udara Malaysia Bentuk Dewan Investigasi
Ilustrasi penembakan. (Pexels/Skitterphoto)

Bagikan:

JAKARTA - Tiga prajurit Angkatan Udara Malaysia yang bertugas di sebuah pangkalan militer di Kota Samarahan, tewas ditembak pelaku yang merupakan rekannya sendiri yang kemudian bunuh diri, Jumat waktu setempat.

Peristiwa ini terjadi di pos penjagaan pangkalan Skuadron 330 Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) Kuching, Negara Bagian Sarawak, Pulau Kalimantan, Malaysia sekitar pukul 7.30 waktu setempat.

Dua korban tewas di tempat kejadian, sementara korban ketiga berhasil dilarikan ke klinik kesehatan setelah ditembak, tetapi meninggal karena luka-lukanya. Setelah menembak para korban, pelaku yang juga prajurit Angkatan Udara Malaysia sekaligus rekan korban mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri.

Mereka semua sedang bertugas pada saat kejadian. Polisi telah mengidentifikasi empat personel Angkatan Udara yang tewas sebagai Kopral Ho Swee Boon dari Lundu, Kopral Mohamad Ehsan Sehamat dari Asajaya, Kopral Sharif Mohd Siddiq Al-Attas Wan Sabli dari Kuching dan awak pesawat Luk Nesly anak Nabau dari Sibu.

Kepala Kepolisian Samarahan Sudirman Kram mengatakan, penyelidikan awal menemukan, tersangka pelaku mengamuk dan memasuki pos penjagaan di kamp Skuadron 330 Handau, kemudian mengambil senjata api yang ada di sana. Ada beberapa personel angkatan udara lainnya di pos jaga saat itu, katanya.

"Tersangka bahkan bertanya kepada mereka apakah mereka ingin hidup atau mati. Korban Sharif mencoba menenangkannya tetapi dia melepaskan tembakan yang mengenai perut Sharif, mendorong yang lain lari untuk menyelamatkan diri," katanya dalam sebuah pernyataan, mengutip CNA Jumat 13 Agustus.

"Kami terkejut dan ngeri dengan penembakan itu. Malaysia adalah negara yang damai, kami tidak pernah mengharapkan insiden seperti itu," kata kepala polisi Sarawak Aidi Ismail kepada AFP.

Polisi dan angkatan udara sedang menyelidiki motif prajurit itu, yang saat ini tidak diketahui. Sementara, penembakan fatal tidak biasa terjadi di negara berpenduduk 32 juta jiwa itu karena undang-undang kepemilikan senjata yang ketat.

Angkatan Udara Kerajaan Malaysia mendesak semua pihak untuk tidak berspekulasi sampai polisi menyelesaikan penyelidikan mereka. Dan, mereka akan membentuk dewan investigasi untuk memastikan penyebab insiden tersebut.