Modus Kotak Amal, Sumber Dana Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah
JAKARTA - Densus 88 Antiteror secara masif menangkap terduga teroris di berbagai daerah di Indonesia. Hanya dalam waktu tiga hari, total 48 terduga teroris ditangkap. Mereka merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Berdasarkan data yang dihimpun mulai Kamis 12 Agustus sampai dengan Minggu 15 Agustus 2021, Densus 88 berhasil menangkap sebanyak 48 tersangka teroris," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin, 16 Agustus.
Mayoritas terduga teroris yang ditangkap merupakan jaringan JI dengan jumlah 45 orang. Sedangkan, sisanya tergabung dalam jaringan JAD.
Khusus untuk 3 terduga teroris JAD, kata Ramadhan, mereka tergabung dalam grup di sosial media. Namun, untuk perannya sampai saat ini masih di dalami.
"Jaringan media sosial JAD sebanyak 3 tersangka," kata Ramadhan.
Kemudian, merujuk pada data, puluhan terduga teroris itu ditangkap di berbagai daerah, antara lain, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan Barat, dan jaringan media sosial.
"(Penangkapan) Di 11 wilayah Indonesia," ujar Ramadhan.
Baca juga:
- Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris di Jatim, Satu Orang Sempat Kabur dan Ditangkap di Karanganyar Jateng
- Resmi! Kemenkes Tetapkan Harga Tertinggi Tes PCR Rp495 Ribu di Jawa-Bali dan Rp525 Ribu di Luar Jawa-Bali
- Alasan KPK Ngotot Tak Akan Jalankan Tindakan Korektif Ombudsman
- Jokowi Siapkan Anggaran Belanja Pemerintah Rp2.708,7 Triliun di RAPBN 2021
Modus Kotak Amal
Selain menangkap puluhan terduga teroris, Densus 88 Antiteror mengungkap adanya modus pengumpulan dana jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Mereka menggunakan kotak amal.
Modus itu terungkap ketika Densus 88 Antiteror menggerebek kantor Sekretariat Syam Organizer yang berada di kawasan Soreang, Bandung, Jawa Barat. Di mana, di lokasi tersebut ditemukan 1.540 kotak amal.
Dari hasil pemeriksaan, Syam Organizer merupakan yayasan amal milik jaringan Jamaah Islamiyah.
"Tujuan pembentukan Syam Organizer tersebut untuk menggalang dana dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat melalui program kemanusiaan," ungkap Ramadhan.
"Agar menghindari kecurigaan dari aparat, yang ketiga dapat bergerak secara leluasa dalam melakukan penggalangan dana sehingga mendapatian dana yang maksimal," sambung Ramadhan.
Selain itu, dana yang terkumpul pun tak dipergunakan untuk aksi amal. Mereka justru menggunakannya untuk meningkatkan ekonomi anggota terduga teroris.
"Peningkatan perekonomian anggota JI di bidang tajhiz dan untuk meningkatkan dana infaq demi keberlangsungan organisasi terlarang JI," kata Kabag Ramadhan
Kemudian, tersangka utama dengan modus ini berinisial RH. Dia merupakan ketua atau penanggung jawab dari program tersebut.
Tersangka RH pun diketahui bermufakat dengan terduga teroris lainnya yang sudah ditangkap berinisial AYR dan US.
Selain itu, Ramadhan juga menyebut jaringan JI ini kerap menggalang dana dengan memanfaatkan isu internasional seperti Palestina. Mereka seolah-olah ingin mengirimkan bantuan bagi warga Palestina yang terdampak perang.
"Bentuk penggalangan dana Syam Organizer atau SO pertama water for same dengan cara dropping air bersih ke Palestina dan memiliki 3 sumur air di Suriah," kata Ramadhan.
"Kemudian safe children for Syam di Suriah dan Palestina, kemudian membangun rumah-rumah di Suriah, kemudian kurban peduli Syam, Ramadhan peduli Syam, Syam bred factory, emergency relief, Syam productive assistance,” ujar Ramadhan.
Pola Setoran
Di sisi lain, Polri juga mengungkap pola setoran. Syam Organizer menyetorkan dana yang dikumpulkan dengan modus penggalangan dana ke Jamaah Islamiyah (JI) melalui bendahara pusat.
"Syam Organizer daerah menyetorkan dana ke bendahara pusat Syam Organizer pusat," kata Ramadhan.
Bendahara Syam Organizer pusat berinisial DR. Dia sudah ditangkap sebelumnya oleh Densus 88 Antiteror.
Kemudian, uang yang sudah dikumpulkan oleh DR akan dibagi menjadi dua. Sebagian, akan disimpan sebagai dana operasional Syam Organizer dan sisanya diberikan kepada Jamaah Islamiyah.
"Bagian pertama untuk organisasi JI dimasukkan ke dalam brankas yang telah dista di kantor pusat Jogja dan sebagian untuk operasional disimpan dalam rekening Syam Organizer," kata Ramadhan.
Tak hanya itu, setoran untuk Jamaah Islamiyah juga berasal dari gaji anggota Syam Organizer. Gaji mereka dipotong beberapa persen.
"Dengan cara memotong dari gaji anggotanya dan anggota ketua untuk dimasukkan atau disetorkan ke JI," ungkap Ramadhan.
Selain itu, berdasarkan pemeriksaan, aliran dana dari Syam Organizer ke Jamaah Islamiyah sempat dipergunakan untuk memberangkatkan seseorang berinisial F ke Suriah 2013 hingga 2017.
"Syam Organizer memberangkatkan anggota ke suriah termasuk F yang telah ditangkap," tandas Ramadhan.