Produsen Minyak Goreng Bimoli Milik Konglomerat Anthony Salim Raup Laba Rp219 Miliar dari Sebelumnya Rugi Rp300 Miliar
JAKARTA - PT Salim Ivomas Pratama meraih kinerja yang memuaskan pada enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan dan laba bersih produsen minyak goreng Bimoli ini tumbuh signifikan di semester I 2021.
Dalam keterbukaan informasi emiten berkode saham SIMP ini di laman Bursa Efek Indonesia, dikutip Sabtu 14 Agustus, perusahaan sawit milik konglomerat Anthony Salim ini mencatat kenaikan penjualan 30,42 persen year on year (yoy) menjadi Rp8,96 triliun di semester I 2021.
"Grup SIMP meraih kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan produk minyak dan lemak nabati, kenaikan volume penjualan produk minyak dan lemak nabati, serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi," ungkap Direktur Utama Salim Ivomas Mark Wakeford.
Harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) Salim Ivomas naik 26 persen secara tahunan. Sedangkan harga jual rata-rata palm kernel sebesar 62 persen secara tahunan.
Di sisi lain, produksi tandan buat segar SIMP turun 3 persen menjadi 1,36 juta ton. Produksi CPO Salim Ivomas turun 1 persen menjadi 345.000 ton.
Baca juga:
- London Sumatra, Perusahaan Sawit Milik Konglomerat Anthony Salim Ini Labanya Melesat 267 Persen di Kuartal I 2021
- Produsen Minyak Goreng Bimoli Milik Konglomerat Anthony Salim Berhasil Raup Laba Rp106 Miliar dari Sebelumnya Rugi Rp52 Miliar
- Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Raup Penjualan Rp1,55 Triliun dan Laba Rp121,79 Miliar di Semester I 2021
- Dua Perusahaan Afiliasi Konglomerat Anthony Salim Sudah Sebulan Digembok Bursa Gegara Sahamnya Meroket hingga Ribuan Persen
Sedangkan volume penjualan CPO turun 1 persen menjadi 343.000 ton. Kenaikan harga jual yang diiringi efisiensi menyebabkan laba kotor Salim Ivomas melonjak 109 persen menjadi Rp2,06 triliun.
Alhasil, Salim Ivomas mampu membalikkan kerugian Rp300,81 miliar di semester I 2020, menjadi laba Rp 219 miliar di enam bulan pertama tahun ini. Mark mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan dan meningkatkan pengendalian biaya dan efisiensi.
"SIMP juga akan menciptakan inovasi untuk peningkatan produktivitas perkebunan serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan selama masa pandemi," tuturnya.