Kerap Kumpulkan Data Lokasi Pengguna Android, Google Blokir SafeGraph
JAKARTA - SafeGraph diklaim merupakan satu dari sejumlah perusahaan yang mengumpulkan catatan geolokasi pengguna melalui plug-in aplikasi Android lain. Melihat hal ini, Google langsung memblokir akses SafeGraph dari layanannya.
Tidak hanya itu, Google juga memblokir perusahaan serupa yang menjual data lokasi pengguna Android untuk pemetaan COVID-19 dan tujuan lainnya. Diketahui, SafeGraph mengagregasi data untuk organisasi termasuk The New York Times dan Centers for Disease Control (CDC).
Dari laporan Motherboard yang dikutip The Verge, Jumat 12, Agustus, Google menyampaikan kepada pengembang pada bulan Juni lalu bahwa mereka harus menghapus alat pengembangan software SafeGraph dalam kurun waktu tujuh hari.
Namun hingga kini masih belum diketahui apakah SafeGraph masih mengumpulkan data dari aplikasi Android. Pemblokiran SafeGraph dilakukan setelah mendapatkan peringatan keras pada aplikasi pengumpul lokasi.
Pada Desember 2020 lalu, Google dan Apple melarang layanan serupa dijuluki X-Mode Social, yang diduga telah bekerja sama dengan instansi militer Amerika Serikat (AS). Sayangnya, Apple tidak menanggapi kebijakannya terkait SafeGraph.
Baca juga:
Sementara itu, seorang senator AS Ron Wyden memberikan pujian sekaligus kritik atas langkah pemblokiran aplikasi pengumpul data lokasi ini.
"Ini merupakan langkah yang tepat oleh Google, namun mereka dan Apple perlu melakukan hal lebih dari sekadar bermain-main dengan aplikasi yang menjual informasi lokasi orang Amerika. Perusahaan-perusahaan ini butuh rencana nyata untuk melindungi privasi dan keamanan penggunanya," ungkap Wyden.
Data SafeGraph seharusnya bersifat anonim, namun dataset lokasi kerap mengungkap informasi detail terkait pengguna meski telah dilindungi sistem pengamanan. Meski pengguna harus memberikan izin untuk menghimpun data soal lokasi oleh masing-masing individu, tidak banyak pengguna yang menyadari bagaimana informasi mereka digunakan oleh pengembang aplikasi.