Kejar Realisasi Investasi Rp900 Triliun dari Jokowi, Bahlil Turun Langsung Cek Kendala Investor: Gaya Bos Sudah Tidak Zaman

JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia terus berupaya untuk mencapai target realisasi investasi yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tahun ini yakni sebesar Rp900 triliun. Salah satu caranya adalah dengan turun langsung ke lapangan untuk mengecek kendala-kendala yang dihadapi investor.

"Kami harus turun ke lapangan untuk mengecek teman-teman investor itu apa masalah yang mereka hadapi. Kadang-kadang kita naik motor masuk kunjungi pabrik mereka. Jadi kuncinya adalah kerja sama yang baik antara perusahaan dengan pemerintah," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 12 Agustus.

Lebih lanjut, Bhalil mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi tiap pengusaha berbeda-beda. Karena itu, kata dia, tidak bisa memukul rata semua masalah yang dihadapi itu sama. Apalagi usaha yang dijalankan berbeda-beda.

"Maka kuncinya adalah kita mensolusikan apa masalah mereka, kita harus hadir di lapangan. Kita harus kerja sama," ujarnya.

Bahlil mengakui menjadi Menteri Investasi di masa pandemi memang tidak mudah. Karena adanya penyebaran COVID-19 varian Delta dan pembatasan mobilitas sejak 1,5 bulan lalu. Karena itu, kerja lapangan menjadi kunci utama agar realisasi investasi bisa tercapai.

"Jangan membuat diri kita bos. Gaya bos itu sudah tidak zaman lagi. Jadi kayak kami di Kementerian Investasi, jujur kami harus turun melayani pengusaha di lapangan jadi tidak bisa lagi dengan gaya-gaya kamu nanti ketemu ya, sekali-kali oke, tapi kebanyakan di lapangan," ujarnya.

Dengan cara ini, Bahlil mengaku optimis target realisasi investasi Rp900 triliun tahun ini bisa tercapai. Optimisme didapat karena pengusaha cepat beradaptasi mengatasi situasi sulit. Apalagi, saat ini sudah ada pengembangan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) yang baru diluncurkan.

Melalui aplikasi perizinan berusaha itu, kata Bahlil, pelaku usaha bisa mendaftarkan usahanya dari rumah tanpa memakan biaya dan waktu, utamanya usaha berisiko rendah seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Banyak orang tanya saya, apakah masih optimis untuk bisa sampai Rp900 triliun? Saya katakan bahwa betul di kuartal III adalah masa berat karena kita ada PPKM. Tapi pengusaha otaknya harus tidak boleh menyerah pada kondisi," tuturnya.

Kata Bahlil, cepatnya pengusaha menyesuaikan diri ketika pandemi COVID-19 terlihat pada realisasi investasi BPKM sepanjang semester I tahun 2021. Perolehan investasi pada tahun 2021 ini sudah 49,2 persen dari target Rp900 triliun.

Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal II 2021 mencapai Rp116,8 triliun atau 52,4 persen, hampir seimbang dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang jumlahnya Rp106,2 triliun atau 47,6 persen.

Persebaran investasi juga sudah lebih tinggi di luar Pulau Jawa dengan persentase 51 persen, sedangkan di Pulau Jawa mencapai 49 persen. Fenomena ini sudah terjadi pada kuartal III 2020.