Sydney Makin Kelam dan Kembali Catat Rekor Infeksi COVID-19, PM Australia: Pertarungan Sulit dengan Varian Delta
JAKARTA - Otoritas berwenang Australia mengumumkan bakal mengambil tindakan tegas terkait dengan aturan penguncian COVID-19 di Sydney, setelah kota tersebut kembali melaporkan jumlah kasus infeksi harian terbesar.
Kendati demikian, otoritas berwenang tetap menghindari tindakan seperti penerapan jam malam, untuk meningkatkan pengetatan pembatasan mobilitas dan aktivitas warga.
Meski berada dalam penguncian selama lebih dari enam minggu terakhir, Sydney yang mengalami lonjakan kasus infeksi COVID-19 dengan 343 kasus dalam 24 jam terakhir, akibat keganasan varian Deltan. Angka ini bertambah 66 kasus dibanding sehari sebelumnya, serta melampaui catatan infeksi harian terbesarnya pada Sabtu pekan lalu.
Pihak berwenang di Negara Bagian New South Wales (NSW), rumah bagi Sydney, juga mengumumkan tiga kematian akibat virus dan semuanya belum divaksinasi. Sebanyak 357 kasus berada di rumah sakit, dengan 60 dalam perawatan intensif, 28 di antaranya membutuhkan ventilasi.
Di tengah pertanyaan tentang efektivitas penguncian Sydney, di mana penduduk seharusnya tinggal di rumah kecuali untuk kebutuhan hidup, otoritas New South Wales mengatakan, polisi telah diminta untuk meningkatkan pemeriksaan tentang berapa banyak orang yang diizinkan masuk ke dalam toko-toko kecil pada saat yang sama, masih melihat banyak pergerakan orang yang tidak perlu.
"Yang saya khawatirkan adalah, keramaian di pusat perbelanjaan dan tempat-tempat di mana kita telah melihat kejadian penularan di toko-toko kecil," kata Kepala Petugas Kesehatan negara bagian Kerry Chant kepada wartawan, seperti mengutip Reuters Selasa 10 Agustus.
Sementara itu, negara bagian tetangga Victoria melaporkan 20 kasus baru, naik dari 11 kasus sehari sebelumnya, dengan 15 infeksi pada Selasa telah menghabiskan waktu di masyarakat, meningkatkan prospek penguncian yang diperpanjang di Melbourne, kota terbesar kedua di negara itu, setelah Kamis.
Dengan mencatat kurang dari 36.700 kasus infeksi dan 942 kematian COVID-19, Australia sejatinta telah menangani pandemi jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya.
Tetapi, gelombang varian Delta telah mengacaukan rencana pembukaan kembali Australia, seiring dengan pihak berwenang berusaha untuk meningkatkan peluncuran vaksinasi COVID-19.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Hari Selasa mengatakan, Sydney berada dalam pertarungan yang sulit dengan varian Delta. Ia berharap Negeri Kangguru akan kembali mendekati normal pada akhir tahun ini, ketika semua warga Australia di atas 16 tahun akan ditawarkan setidaknya satu dosis vaksin di bawah rencananya.
"Saya ingin Australia merayakan Natal, saya ingin semua orang di sekitar meja itu pada waktu Natal," ucap Morrison di Canberra.
Baca juga:
- Kunjungi Timur Tengah: Direktur CIA Temui PM Israel, Direktur Mossad, hingga Presiden Palestina, Bahasa Apa?
- Pentagon Bakal Wajibkan 1,3 Tentara Amerika Serikat Divaksin COVID-19
- Nekat Gelar Latihan Militer, Adik Kim Jong-un: AS dan Korea Selatan akan Hadapi Ancaman Keamanan yang Lebih Serius
- Taliban Semakin Merajalela di Afghanistan, Inggris dan Jerman Salahkan Kesepakatan Donald Trump
Sementara itu, pejabat New South Wales telah menetapkan target enam juta vaksinasi pada akhir bulan, ketika penguncian Sydney saat ini dijadwalkan berakhir, jika pembatasan ingin dilonggarkan.
Sejauh ini lebih dari 4,5 juta total suntikan telah diberikan, dengan lebih dari 23 persen orang di atas 16 tahun divaksinasi lengkap, sedikit lebih tinggi dari angka nasional.
"Inilah mengapa kami memiliki rasa urgensi tentang vaksinasi, karena itu memberi kami kesempatan untuk melihat apa yang dapat dilakukan orang pada Bulan September dan Oktober," tukas Perdana Menteri Negara Bagian Gladys Berejiklian kepada wartawan di Sydney.