PPKM Diperpanjang, Cara Jokowi Tangani COVID-19 Dinilai Tak Cerdas dan Sembrono
JAKARTA - Pemerintah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-4 di Jawa-Bali hingga 16 Agustus mendatang. Perpanjangan PPKM berlevel ini merupakan kali ketiga setelah berakhir pada 9 Agustus dan 2 Agustus lalu.
Menanggapi hal ini, aktivis kemanusiaan Natalius Pigai, menilai PPKM yang terus diperpanjang menjadi wujud kegagalan pemerintahan Joko Widodo dalam mengambil kebijakan penanganan pandemi COVID-19.
"Cara Jokowi tidak cerdas dan sembrono," ujar Pigai, Selasa, 10 Agustus.
Menurutnya, jika negara serius ingin menuntaskan penyebaran COVID-19, maka seharusnya pemerintah tak ragu menerapkan karantina wilayah atau lockdown.
"Sudah satu bulan 11 hari atau 41 hari (PPKM), tapi COVID-19 masih liar menyerang warga," katanya.
Baca juga:
- Kemenkominfo Resmi Undur Suntik Mati Siaran TV Analog
- Soal Peralihan TV Analog ke TV Digital, Nurul Arifin: Kominfo Jangan Berbisnis dengan Rakyat dalam Program ASO
- TV Analog Bakal Diganti TV Digital, Nonton TV Harus Pakai Internet?
- Siaran TV Analog akan Dialihkan ke Digital, Komisi I DPR: Pandemi, Kominfo Harus Pertimbangkan Kondisi Rakyat
Pigai menilai, rentang waktu tersebut terlalu lama bila dibandingkan dengan efektifitas lockdown yang hanya butuh 14 hari.
"Kalau 5 Juli menerapkan UU Kekarantinaan, yakni lockdown Jawa dan Bali hanya butuh 14 hari COVID-19 mati," tutur mantan Komisioner Komnas HAM ini.
Karena itu, Pigai memandang, sejauh ini penanganan pandemi COVID-19 yang dikomandoi Luhut Binsar Pandjaitan belum benar-benar berjalan dengan baik.