Metode Baru Penipuan Lewat WhatsApp Menyaru Sebagai Jasa Pengiriman, Awas!

YOGYAKARTA - Seperti beradaptasi dengan zaman dan kemajuan teknologi, metode penipuan pun berkembang. Yang terbaru, Kaspersky menemukan bahwa kini banyak penipu yang menyaru sebagai jasa pengiriman. Mereka, para penipu itu, menghubungi penggunanya via WhatsApp!

Sebuah laporan dari Kaspersky meminta para pemilik ponsel pintar untuk lebih berhati-hati selama berkomunikasi atau bertukar pesan. Terutama jika pesan tersebut berasal dari jasa pengiriman barang. 

Kaspersky menemukan bahwa ada peningkatan penipuan melalui WhatsApp dengan menggunakan metode tersebut. Para pelaku biasanya mengincar uang. Namun, tak sedikit pelaku yang mengarahkan pengguna untuk memasang aplikasi palsu atau situs kencan.

“Peningkatan angka penipuan ini merupakan dampak dari pertumbuhan besar jasa pengiriman yang didorong oleh pandemi,” ungkap Kaspersky dilansir dari TechRadar, Senin, 9 Agustus.

Perusahaan keamanan digital ini menyampaikan bahwa modus operandi penipu dengan melakukan kampanye yang terlokalisasi. Di mana para penipu mengirimkan faktur dalam berbagai bahasa lalu meminta penerima untuk membayar sejumlah uang dengan alasan menutupi bea cukai atau biaya pengiriman. 

Tak hanya itu, lanjut perusahaan, Kaspersky juga menemukan bahwa para penipu juga memiliki metode lain dalam menjalankan aksinya. Yakni dengan membuat website dengan skema kupon lotre. Berdasarkan penuturan korban, hadiah tak pernah sampai sekalipun uang yang diminta sudha dikirimkan.

“Seperti di masa lalu, kami mendapati para penyerang memanfaatkan tren dan disrupsi yang baru saja terjadi untuk mencuri uang dan (data) kredensial, baik melalui aplikasi pengiriman pesan yang jumlahnya terus bertambah selama pandemi atau lewat email,” catat Senior Web Content Analyst di Kaspersky, Tatyana Scherbakova.

Tips ala Kaspersky Agar Terhindar Penipuan Online

Tatyana mengungkapkan bahwa skema spam dan phishing masih menjadi cara paling efektif untuk mendekati korban. Pasalnya, metode penipuan ini terkenal memanfaatkan emosi manusia. 

Maka, menurut Tatyana, hal paling aman yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kewaspadaan. Terutama terhadap surat elektronik maupun pesan yang kita terima. Di samping itu, jangan mudah mengklik tautan yang dikirim secara online.

Di sisi lain, Kasperksy juga berhasil menemukan kampanye penipuan yang memanfaatkan perubahan kebijakan privasi WhatsApp. Setiap pengguna dikirimi undangan percakapan dengan akun yang menyaru sebagai wanita cantik. 

“Tapi, saat tautan dalam akun itu diklik, pengguna malah dibawa untuk login ke halaman Facebook palsu. Lewat halaman inilah informasi pengguna dicuri,” pungkas Tatyana.