Pendapatan Perusahaan Menurun, Huawei: Kami Hanya Ingin Bertahan Hidup

JAKARTA – Setelah mendapat tekanan dari AS, Huawei hanya ingin fokus untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut disampaikan oleh Eric Xu selaku Rotating Chairman Huawei dalam pengumuman pendapatan perusahaan yang mengalami penurunan.

Eric Xu mengungkapkan rencananya untuk lima tahun ke mendatang. Dia secara terbuka menyampaikan bahwa tujuan strategis Huawei adalah bertahan hidup. Pernyataan tersebut dapat dimaklumi setelah perusahaan mendapat tekanan dari masa pemerintahan Trump yang kemudian berlanjut hingga kepemimpinan Biden.

“Tujuan kami adalah untuk bertahan hidup dan melakukannya secara berkelanjutan” papar Eric Xu sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Raksasa teknologi asal China itu telah mengumumkan pendapatan mereka baru-baru ini. Dari laporan tersebut diketahui pendapatan mereka mengalami penurunan sekitar 30 persen pada kuartal pertama 2021. Huawei hanya bisa mendapat penghasilan sejumlah 320,4 miliar yuan. Turun dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sedangkan margin keuntungan perusahaan mengalami kenaikan sekitar 0,6 persen menjadi 9,8 persen. Kenaikan tersebut didapatkan setelah perusahaan meningkatkan efisiensi kinerja secara keseluruhan sebagaimana yang telah diprediksi perusahaan.

Sebagaimana yang sudah diketahui, Huawei telah dimasukkan ke dalam daftar hitam AS sejak 2019 lalu. Keputusan AS itu telah memukul mundur Huawei dari lingkungan bisnis global di mana sejumlah perusahaan AS dilarang menjalin kerja sama dengan Huawei. Hal tersebut telah membuat Huawei tidak dapat menyediakan sejumlah aplikasi penting dalam perangkatnya seperti Google Maps, sistem operasi android, YouTube, Gmail, Google Play Store dan sebagainya.

Masuknya Huawei ke dalam daftar hitam tersebut terjadi pada masa pemerintahan Trump. Ketika Trump turun dari tampuk kekuasaan, Huawei mendapat secercah asa dan berharap perusahaan mereka dikeluarkan dari black list tersebut seiring terpilihnya presiden baru, Joe Biden. Namun, hingga saat ini Biden tidak mencabut nama Huawei dari daftar hitam tersebut.

Oleh karena tekanan dari AS itu, Huawei berupaya membuat sistem operasi sendiri yang disebut Hongmeng OS atau HarmonyOS guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Mereka juga telah bekerja sama dengan perusahaan asal Belanda untuk menghadirkan layanan navigasi pengganti Maps.

Bisnis Huawei yang lain, yakni pengadaan infrastruktur jaringan 5G di luar negeri juga mengalami kemunduran akibat kebijakan AS tersebut. Huawei telah dituding sebagai perusahaan China yang mengancam keamanan nasional AS. Dimasukkannya Huawei ke dalam daftar hitam tersebut telah membuat perusahaan turun dari penguasa pangsa pasar smartphone global.