Mengaku Stres, Aksi Bikini Merah Dinar Candy Harusnya 'Diproses' Dulu di Panti Sosial Bukan Kantor Polisi

JAKARTA - Aksi nekat berujung pidana yang dilakukan artis Dinar Candy mendapat respons dari berbagai kalangan. Salah satunya anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan.

Berangkat dari pernyataan bahwa perbuataanya ini dipicu stres perpanjangan PPKM, Dinar Candy harusnya dibawa ke psikiater atau psikolog bukan ke kantor polisi.

"Saya mencoba mengikuti pernyataan yang bersangkutan, katanya stress. Ya buktikan saja, jangan dibawa ke kantor polisi, bawa dulu ke psikiater atau psikolog," jelas Arteria kepada VOI, Jumat, 6 Agustus.

Pun kalau terbukti, pemicu aksi nekat berbikini merah di jalan karena stres maka Dinar Candy harus mendapatkan rehabilitasi di panti sosial atau psikolog. Dengan terapi yang tepat, Arteria berharap waktu pemulihan Dinar Candy semakin cepat.

Beda soal kalau dinyatakan tidak ada gangguan jiwa. Dinar Candy harus diberi sanksi tegas berupa penerapan pasal berlapis, mulai dari UU Pornografi atau UU ITE.

Lepas dari masalah ini, Arteria berharap para artis atau publik figur bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Mereka harus hati-hati dalam bertindak dan bersikap. 

"Negara ini sangat demokratis, kebebasan berekspresi dan mengeluarkan pendapat dijamin oleh konstitusi. Tapi ada cara, bukan hanya ada adab dan etika akan tetapi diatur juga oleh hukum. Kan banyak cara lain untuk mengekspresikan diri dan mengeluarkan pendapat termasuk dengan alasan kritik maupun stres sekalipun," terang Arteria. 

Politisi PDI Perjuangan ini tak habis pikir Dinar Candy harus pakai bikini umbar aurat di tengah jalan seperti itu. "Bagaimana pertanggungjawaban moralmu kepada publik terutama anak-anak bawah umur?" demikian Arteria.