Tidak Hanya Wanita, Ini Alasan Pria Sering Lakukan Orgasme Palsu
JAKARTA - Satu dari empat pria mengaku bahwa pernah pura-pura orgasme. Walaupun memang studi menunjukkan bahwa wanita lebih sering pura-pura orgasme, kenyataannya tidak semua orgasme pria adalah asli.
Pria yang pernah melakukan orgasme palsu biasanya menggunakan kombinasi antara mengeluarkan suara mendesah, vokalisasi, dan perubahan gerakan fisik. Namun, apa alasan pria melakukan orgasme palsu?
Demi menyenangkan pasangan
Jika Anda sudah mencapai klimaks sementara pasangan masih dalam tahap menikmati aksi Anda, maka ia akan melakukan orgasme palsu demi menyenangkan hati Anda.
Terlalu lama mencapai klimaks
Menurut penelitian, rata-rata lelaki membutuhkan waktu kurang lebih tujuh menit dari tahap penetrasi hingga mencapai ejakulasi. Jika ia merasa waktu ini terlalu lama, sedangkan pasangan hampir merasa puas, maka ia akan berpura-pura mencapai klimaks demi menyamakan pencapaian momen ini dengan Anda.
Baca juga:
- Mengenal Sex Positivity, Sikap Positif Tentang Seks dan Menghormati Preferensi Orang Lain
- Tentang Hubungan Seks, Apa yang Perlu Dikomunikasikan dengan Pasangan? Berikut Saran Ahli
- Untuk Eksplorasi dan Tingkatkan Keintiman, Kenali 5 Jenis Alat Bantu Bercinta untuk Wanita
- Begini Reaksi Yuni Shara Saat Pergoki Anaknya Tonton Konten Dewasa, Apa Kata Pakar Soal Ini?
Demi mempertahankan harga diri
Bagi sebagian laki-laki yang mendadak berhenti ereksi di tengah sesi bercinta, ia akan melakukan orgasme palsu agar pasangan tidak merasa rendah diri dengan aksinya di ranjang, juga untuk mempertahankan harga dirinya.
Agar "permainan" cepat selesai
Sedih tapi benar. Entah apa yang membuatnya turn off saat sedang bercinta dengan Anda, atau mungkin ia tidak menikmati aksi Anda berdua saat bercinta, ia ingin hubungan seksual ini cepat berlalu maka ia akan melakukan orgasme palsu.
Demi merasa pegang kendali
Alasan satu ini memang cukup tidak penting tapi bagi sebagian laki-laki, ada kepuasan tersendiri saat mereka membiarkan pasangannya mencapai orgasme lebih dulu dan membuat para wanita ini berpikir bahwa mereka memegang kendali lebih karena pasangan pria mencapai orgasme setelah mereka (padahal para lelaki ini tahu pasti bahwa merekalah yang lebih lama bertahan).