Begini Cara Muamalat Dukung Pertumbuhan Digitalisasi Ekonomi Syariah
JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) melalui Muamalat Institute (MI) disebutkan terus melakukan upaya mendukung pertumbuhan digitalisasi perbankan syariah. Terbaru, bank berprinsip Islami pertama di Tanah Air itu menyelenggarakan Muamalat Associate Program Digital Banking (MAP-DB) sebagai langkah nyata dalam mengembangkan ekosistem syariah nasional.
Direktur Ritel Bank Muamalat Purnomo B. Soetadi mengatakan inisiatif ini sekaligus respons atas perubahan perilaku nasabah yang cenderung melakukan mobilitas keuangan ke ranah maya.
“
Mau tidak mau dalam situasi seperti sekarang ini membuat landscape-nya berubah, kebutuhan nasabahnya berubah, ekosistem di sekelilingnya berubah, dan behavior-nya juga berubah,” ujar dia dalam keterangan resmi, Senin, 2 Agustus.
Menurut Purnomo, contoh perubahan mobilitas ke dunia digital bisa dilihat dari kegemaran masyarakat dalam melakukan konsumsi informasi (berita) maupun kebiasaan berbelanja.
“Untuk itu kami sigap dalam menangkap sinyal ini dan mendorong aktivitas keuangan digital lebih masif lagi,” tuturnya.
Purnomo yang mewakil Direktur Utama Bank Muamalat Ahmad K. Permana menyebut jika strategi pengembangan kemampuan digital merupakan hal yang mutlak. Pasalnya, situasi pandemi yang disertai pembatasan mobilitas membuat kegiatan tatap muka menjadi jauh berkurang.
“Akan tetapi kondisi ini jangan sampai membatasi kita untuk tetap produktif. Maka dari itu, pemanfaatan media digital menjadi penting untuk dijadikan solusi, begitu juga dalam pengembangan keuangan syariah di Indonesia,” jelasnya.
Baca juga:
- Pemerintah Pastikan Perkara Utang SEA Games 1997 Tetap Berlanjut Meski Bambang Trihatmodjo Cabut Gugatan
- Terungkap! Sri Mulyani Sediakan Total Rp4 Triliun untuk Kembangkan Sistem Masuk Mal Harus Vaksin
- Miris! Sama-Sama Anggota G20, Perdagangan Indonesia dengan Inggris Disalip Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand
Senada, Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh pelaku ekonomi syariah semakin besar seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Dia menambahkan bahwa peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) menjadi hal mutlak agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Digital adalah salah satu solusi terpenting untuk menjawab tantangan kekinian, dan hal tersebut harus dibarengi dengan kemampuan penguasaan teknologi oleh SDM-nya,” kata Anton.
Untuk diketahui, MAP-DB merupakan program pengembangan pendidikan yang diberikan kepada akademisi kampus dengan fokus pada digital marketing, developer, designer dan data scientist di sistem keuangan syariah. Program ini sendiri direncanakan bakal berlangsung selama 12 bulan ke depan dengan sasaran mencetak individu syariah yang kompeten dan mampu bersaing dalam industri.