Investor Kawakan Lo Kheng Hong Bercerita Pernah Dibuat 'Galau' Pialangnya saat Membeli Saham Indika Energy

JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong berbagi tips dalam berinvestasi di instrumen saham. Menurutnya, seorang investor bertipikal trader jangan takut untuk menghadapi risiko ketika harga saham sedang anjlok.

Pria yang akrab disapa Pak Lo ini menururkan, ketika orang lain merasa takut melihat kondisi buruk terhadap kinerja saham sebuah perusahaan, justru dirinya melihat kondisi itu bukan risiko yang tinggi. Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan prinsip investasi yang selama ini dia pegang yakni berinvestasi ketika keadaan buruk ata bad time.

"Prinsip saya selalu invest in bad time and sell in good time and will get rich,” tutur Lo Kheng Hong dalam unggahan di akun YouTube Hungry Stock, dikutip Kamis 29 Juli.

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini menilai kondisi buruk tersebut merupakan peluang ketika investor asing keluar, sehingga menekan harga saham menjadi lebih murah.

Lo Kheng Hong pun bercerita ketika dirinya membeli saham PT Indika Energy Tbk ketika harga saham emiten bersandi INDY turun Rp100 per lembar dan harga batu bara ada di harga 50 dolar AS per ton.

Saat itu, padahal nilai buku per saham INDY mencapai 1.600 kali sementara harga sahamnya hanya Rp100. Namun, dia tetap memutuskan untuk beli. Pak Lo, sapaan akrabnya, bercerita ketika pialang sahamnya memberikan masukan untuknya agar tidak membeli saham INDY karena dianggap emiten pertambangan batu bara tidak memiliki masa depan yang cerah.

>

"Pialang saya bergelar MBA, lulusan dari Universitas di Amerika Serikat. Tapi untung saya tidak dengar nasihat dia, saya terus membeli, hingga akhirnya saya jadi pemegang saham keempat terbesar di Indika Energy," pungkasnya.

Keputusannya pun tepat. Lo Kheng Hong menjual saham perusahaan milik konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono itu ketika harga batu bara naik 100 dolar AS per ton dan harga sahamnya beranjak naik hingga Rp4.000.