Keren! Meski Pandemi, NWP Retail Getol Akuisisi Pusat Perbelanjaan, Pernah Beli Mal Milik Konglomerat Mochtar Riady
JAKARTA - Pusat perbelanjaan atau mal masih berdarah-darah dihantam pandemi COVID-19. Apalagi, di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat hingga saat ini PPKM Level 4 pusat perbelanjaan belum diizinkan untuk beroperasi.
Meski begitu, kondisi tersebut tak menyurutkan rencana perusahaan platform pusat perbelanjaan ritel yakni NPW Retail untuk menunda rencana akuisisi mal.
Head of Commercial Marketing NWP Retail sebagai induk pengelola The Park Sawangan Teges Prita Soraya mengatakan bahwa semua planning proyek-proyek tetap akan dilanjutkan. Pihaknya juga maih berencana mengakuisisi mal atau pusat perbelanjaan.
"Kami tetap membangun (pusat perbelanjaan) dan kami tetap plan akusisi kami untuk pusat perbelanjaan yang lain juga tetap ada. Yang sedang develop, masih develop," katanya dalam diskusi virtual, Selasa, 27 Juli.
Namun sayangnya, Teges tidak menjelaskan secara detail pusat perbelanjaan mana yang masuk dalam rencana akuisisi perusahaannya.
Teges mengatakan salah satu alasannya adalah market Indonesia yang besar dan peluang cerah pusat perbelanjaan sudah pandemi COVID-19. Apalagi, kata dia, di Asia Tenggara negara yang berpotensi menjadi tujuan investor adalah Indonesia.
"Investor luar negeri Indonesia itu masih diajak bermimpi, karena mungkin di luar Asia Tenggara, tidak buruk walaupun mereka harus mencoba investasi di Indonesia. Mereka masih berfikir mungkin ini saatnya beri investasi Indonesia supaya nanti pada saat pandemi selesai secara infrastruktur sudah siap," ujarnya.
Namun, Teges mengatakan bahwa pada masa PPKM saat ini pengembang pusat perbelanjaan atau mal tak diizinkan untuk membangun oleh pemerintah. Alasannya untuk menghindari penyebaran COVID-19.
"Kebetulan kami harus berhenti karena PPKM yang sekarang meminta project development berhenti. Kalau tahun lalu pembangunan masih boleh, kontraktor masih bisa bergerak, tahun ini kami diminta untuk berhenti. Sebetulnya kami berat, itu tukang di barak lebih bahaya dibanding tukang yang bekerja," ujarnya.
Di samping itu, Teges mengaku secara operasional sudah pasti pihaknya berdarah-darah menghadapi pandemi COVID-19 ini. Apalagi, kata dia, jumlah utang jauh lebih besar dibandingkan nilai aset yang dimiliki perusahaannya.
"Karena cicilan bank kami jauh lebih besar dibandingkan pembangunan mal yang umurnya sudah 30 tahun," tuturnya.
Pada akhir 2019, PT Nirvana Wastu Pratama atau NWP Retail yang didukung investor utama Warburg Pincus, membeli dua pusat perbelanjaan milik Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) senilai 92 juta dolar AS atau ekuivalen Rp1,3 triliun.
Baca juga:
- Pakuwon, Pengembang Mall Kota Kasablanka Milik Konglomerat Alexander Tedja Ini Raup Pendapatan Rp1,1 Triliun di Kuartal I
- Hypermart, Peritel Milik Konglomerat Mochtar Riady Ini Dukung PPKM Mikro dengan Strategi Bisnis, Apa Saja?
- Laba Pengelola Pondok Indah Mall Milik Konglomerat Murdaya Poo Anjlok 57 Persen di Kuartal I 2021
- Agung Podomoro Milik Konglomerat Trihatma Haliman Ini Ratingnya Diturunkan Moody's Menjadi Caa1 dengan Outlook Negatif
Kesepakatan perjanjian jual beli bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) ditandatangani oleh NWP dengan anak-anak perusahaan LMRIT yang terdaftar di bursa saham Singapura.
Transaksi ini meliputi dua aset ritel utama Pejaten Village, di Jakarta, dan Binjai Supermall, di Sumatera Utara, dengan tingkat okupansi lebih dari 90 persen. Kedua pusat belanja ini dirancang seluas masing-masing 89.157 meter persegi untuk Pejaten Village, dan 36.000 meter persegi untuk Binjai Supermall.
NWP Retail menargetkan bisa mengoperasikan 30 pusat perbelanjaan hingga 2022 dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp2,8 triliun. Lokasi incaran ekspansi NWP Retail justru di ada kota lapis kedua dan ketiga, tak terkecuali di luar Jawa.
Sebagai informasi, pusat perbelanjaan NWP Retail hadir dalam tiga bendera menurut segmen pasar yang dibidik. Segmen teratas yakni The Park dengan nilai investasi lebih dari Rp200 miliar.
Sementara Citi Mall menyasar segmen di bawahnya dengan investasi kurang lebih Rp200 miliar. Lalu, segmen terbawah menjadi target Citi Plaza dengan nilai investasi terkecil.