Angka Perceraian di Denpasar Naik Selama Pandemi, Suami Punya Istri Dua Kena Dampaknya

DENPASAR - Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Denpasar, Bali, Dewa Gede Juli Artabrata menyebut selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan perceraian di Kota Denpasar.

Dari data yang disampaikan, tercatat pada tahun 2019 ada 359 perceraian sedangkan di tahun 2020 ada 442 perceraian. Sementara, untuk tahun 2021 tercatat 302 perceraian.

"Untuk tahun 2021 dari (Bulan) Januari (hingga) tanggal 27 Juli sebanyak 302 akte perceraian sudah terbit," kata Juli saat dihubungi, Selasa, 27 Juli.

"Iya ada peningkatan, kalau pemohon angka penceraian. Kalau mau mengurus perceraian baru tercatat," imbuhnya.

Penyebab perceraian di antaranya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga ada pasutri yang merasa sudah tak cocok lagi. 

"Kalau dari keputusan pengadilan kebanyakan masalah KDRT dan ketidakcocokan hubungan dalam rumah tangga," katanya.

Sementara itu, Direktur YLBHI-LBH Bali Ni Kadek Vany Primaliraning, mengatakan pihaknya banyak menerima konsultasi dari warga yang akan bercerai.

"Kalau, konsultasi ke LBH terkait dengan perceraian juga lumayan tinggi di Bali, selama pandemi," ujarnya.

Menurut Vany ada sekitar puluhan pasangan berkonsultasi perceraian. Faktor perceraian yakni ekonomi, KDRT atau suami ketahuan punya istri lain. 

“Banyak (karena) ekonomi. Karena kondisi pandemi, pertama ada yang kemudian secara ekonomi akhirnya bercerai ada yang kedua secara ekonomi dan ada kekerasan," ungkapnya.

Namun, ada pula yang disebabkan karena suami diam-diam memiliki istri kedua. Karena kondisi pandemi, suami tak sanggup lagi membiayai dua istri hingga akhirnya istri pertama yang lebih dulu meminta cerai.

“Ternyata ada pasangannya atau laki-lakinya ketahuan selama ini punya (istri kedua). Pada saat pandemi dia (si laki-laki) tidak mampu itu biyayai istri keduanya terus (istri) keduanya memperjuangkan hak-haknya dan di sana lah mulai terkuak suami-suami pada (punya) istri kedua," ujarnya.

"Sebelum pandemi banyak perceraian juga, tapi saat pandemi alasannya lebih unik. Kalau sebelumnya pandemi, KDRT dan bertengkar, iya umumlah. Tapi pada saat pandemi agak unik kayak tadi (punya istri kedua) iya kebuka dan akhirnya cekcok," ujar Vany.