IGD Kosong, Positivity Rate Turun, Bukan Kesimpulan Jakarta Lewati Puncak COVID-19
JAKARTA - Kabar baik datang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengungkapkan bahwa sejumlah tempat tidur di IGD rumah sakit rujukan COVID-19 mulai kosong.
"Bila melihat laporan dari rumah sakit jumlah keterisian IGD sudah mulai tidak lagi full," ungkapnya.
Baca juga:
- BNPB Perintahkan BPBD Cegah Karhutla Lebih Dini, Ini Langkah-Langkahnya
- Capai Target Tengah Tahun, Pemerintah Setujui Penambahan KUR Bank Mandiri Rp4 Triliun
- Kabar Duka, Kasus Positif COVID-19 di Kaltim Bertambah 2.106 Orang per Sabtu 24 Juli
- Dibina Usai Terciduk Simpatisan Demo Tolak PPKM, Polisi Beri 6 Remaja Ini 'Kado Spesial,' Apa Itu?
"Mengenai tren, kalau melihat pandemi, maka lihat nomor satu angka positivity rate, positivity rate kita di Jakarta itu pernah mencapai angka 43 persen di tanggal 13 Juli lalu tren itu mulai menurun menjadi 41 persen di tanggal 16 Juli," jelas Anies.
Anies menjelaskan, persentase ini terus menurun kembali pada 18 Juli menjadi 36 persen dan 21 Juli menjadi 28 persen. Terbaru, kata dia, angka positivity rate di Jakarta pada Sabtu, 24 Juli, kemarin berada di angka 24 persen.
Anies menilai, tren penurunan positivity rate dibarengi dengan jumlah testing yang tinggi. Anies mengklaim testing di Jakarta 30 kali dari standar WHO.
"Jadi ada tren positivity rate yang menurun, di sisi lain testing kita di Jakarta itu selalu tinggi yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan. Kita harus 15 kali lebih tinggi daripada standar WHO dan Jakarta sudah di atas itu bahkan beberapa kali kita di atas 30 kali standar WHO," ucapnya.
Anies yakin data penurunan angka positivity rate itu valid. Namun, dia meminta masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan data yang masih bisa berubah setiap jam.
"Jadi menurut saya jangan kita buru-buru menyimpulkan karena ini berbeda dengan aliran lalu lintas yang bisa diprediksi jam-jaman, kalau ini waktunya perlu mingguan," demikian Anies.