Dianggap Tidak Likuid, JPMorgan Kritik Penerapan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran di El Savador
JAKARTA - JPMorgan terus mengkritik deklarasi El Salvador tentang Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah. Mereka memperingatkan potensi risiko bagi negara dan mata uang kripto.
Menurut laporan Bloomberg pada Minggu 12 Juli, sekelompok ahli JPMorgan yang dipimpin oleh ekonom Steven Palacio merilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa El Salvador mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah dapat membebani jaringan Bitcoin.
Para ahli mengatakan bahwa Bitcoin sangat tidak likuid. Mereka juga mencatat bahwa sebagian besar volume perdagangan Bitcoin diinternalisasi oleh bursa utama, dengan lebih dari 90% Bitcoin tidak berpindah tangan dalam lebih dari setahun.
Para ahli JPMorgan juga menunjukkan jika, penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara seperti El Salvador berpotensi menempatkan “pembatasan signifikan” pada kemampuan Bitcoin untuk berfungsi sebagai alat tukar. Hal ini merujuk pada likuiditas dan sifat perdagangan mata uang kripto selama ini.
Baca juga:
“Aktivitas pembayaran harian di El Salvador akan mewakili 4% dari volume transaksi on-chain baru-baru ini dan lebih dari 1% dari total nilai token yang telah ditransfer antardompet pada tahun lalu,” kata mereka.
Para ahli JPMorgan juga mencatat tantangan lain yang terkait dengan adopsi Bitcoin El Salvador sebagai alat pembayaran yang sah, termasuk dampak potensial pada sistem moneter di samping dolarisasi resmi. Ketidakseimbangan permintaan yang terus-menerus untuk konversi Bitcoin dan dolar Amerika Serikat dapat “mencopot likuiditas dolar di dalam negeri”. Ini pada akhirnya menimbulkan risiko fiskal dan neraca pembayaran.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya, parlemen El Salvador meloloskan undang-undang untuk mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada awal Juni, dengan Presiden Nayib Bukele menyatakan bahwa menerima Bitcoin akan menjadi wajib untuk semua bisnis.
Sejumlah regulator dan lembaga keuangan global menyatakan skeptis atas langkah tersebut, dengan adanya peringatan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang potensi konsekuensi hukum dan keuangan. Analis JPMorgan menyarankan bahwa adopsi Bitcoin El Salvador dapat membahayakan negosiasi yang dilakukan IMF.