Bentrok Bersenjata di Kawlin, Lebih dari 40 Tentara Rezim Militer Myanmar Tewas

JAKARTA - Bentrok bersenjata antara pejuang perlawanan sipil melawan tentara rezim militer Myanmar di Kotapraja Kawlin akhir pekan lalu, menelan puluhan korban tewas.

Mengutip The Irrawaddy Rabu 7 Juli, lebih dari 40 tentara rezim militer tewas dalam bentrokan bersenjata akhir pekan lalu, sementara tiga anggota Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) tewas, menurut sumber yang mengetahui peristiwa ini. 

Bentrokan pada Hari Jumat pekan lalu membuat empat tentara rezim militer Myanmar tewas dan 20 lainnya luka-luka, dalam bentrokan bersenjata di sebuah bukti dekat Desa Thit Seint Gone, timur kotapraja menurut penduduk setempat. 

Pada Hari Minggu, lebih dari 40 tentara tewas dan tiga truk militer dihancurkan di dekat Desa Nyaung Gone dan Kokko Gone, sekitar 16 km dari lokasi pertempuran sebelumnya.

Itu adalah bentrokan bersenjata pertama yang dilaporkan di perkampungan itu, di mana penduduk mengadakan protes damai menentang kekuasaan rezim sejak kudeta militer pada Februari. Penduduk kotapraja Kale, Tamu, Yinmabin, Kani, Mingin dan Katha juga telah mengangkat senjata melawan junta sejak akhir Maret.

Beredar kabar etnis bersenjata Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) membantu PDF dalam pertempuran itu. Pasukan KIA bertempur bersama PDF di Katha pada akhir Mei. Namun, juru bicara KIA Kolonel Naw Bu membantah terlibat.

"KIA tidak melakukan operasi militer gabungan dengan PDF. Namun, mungkin saja komandan batalion KIA garis depan telah membantu para pejuang perlawanan," sebut Kolonel Naw Bu

Bala bantuan Junta tiba di Kotapraja Kawlin minggu ini, setelah baku tembak. Seorang warga, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tentara menggerebek desa Nyaung Gone pada Selasa malam. 

Sekitar 150 hingga 200 tentara tiba di desa-desa di Kawlin dari Monywa. Mereka juga ditempatkan di sebuah sekolah di Kawlin pada hari Rabu.

"Pada Hari Rabu, mereka menyerbu desa-desa di sebelah barat kotapraja. Warga hidup dalam ketakutan," ungkap warga tersebut.

Penduduk menambahkan bahwa militer telah menggerebek desa-desa terdekat sejak Senin. 

"Mereka menembak secara acak, mendorong warga sipil penduduk desa untuk melarikan diri tetapi beberapa tinggal di rumah mereka. Seorang wanita berusia 40-an ditembak mati di Nyaung Gone di jalan raya Shwebo-Myitkyina. Dia sedang mengendarai sepeda motor dengan anaknya ketika tentara di sebuah truk militer menembak mereka. Ibunya tewas," tutur warga.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.