Rencana Pembukaan Mal yang Dianggap Terburu-buru

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meninjau sejumlah mal di Bekasi untuk mempersiapkan kondisi normal yang baru (new normal) dalam mengahadapi pandemi virus corona atau COVID-19.

Keputusan Jokowi membuka peluang pusat perbelanjaan akan dibuka kembali dalam waktu dekat, dianggap terburu-buru oleh sejumlah kalangan. 

Menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman, wacana pembukaan mal belum layak dilakukan kalau daerah tersebut masih dalam status PSBB. Mestinya, pemerintah menunggu masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir dan melihat hasil evaluasinya.

"Waktunya terlalu terburu-buru, ditambah jeda antar-fase yang dekat. Mestinya, ada evaluasi antarfase karena besar kemungkinan akan banyak kendala di lapangan dan intervensi," kata Dicky saat dihubungi, Selasa, 26 Mei.

Lagi pula, penerapan new normal ini tidak bisa  digeneralisasi secara nasional. Sebab, menurut Dicky, kondisi angka penularan COVID-19 tiap provinsi berbeda-beda.

Rencana pembukaan mal yang dikabarkan dimulai pada 5 Juni juga dikritik Ketua Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Tulus menolak rencana pembukaan mal yang dirasa terlalu dini. 

DIa memperkirakan hingga 5 Juni, virus corona belum aman dikendalikan, khususnya di wilayah Jabodetabek sebagai episentrum penyebaran COVID-19. 

"Upaya relaksasi atau wujud pembukaan mal itu bisa dilakukan kalau memang kurva dari COVID itu sudah menurun atau sudah landai," ungkap Tulus.

Sulitnya pengawasan 

Rencana pembukaan mal memang disertai dengan ketentuan bahwa segala kegiatan di dalam pusat perbelanjaan harus mengikuti protokol pencegahan COVID-19. Namun, Tulus ragu, seluruh pihak, baik pengelola maupun pengunjung konsisten mematuhi aturan.

Pengawasan dan penindakan bagi orang yang melanggar protokol seperti tidak memakai masker dan tak menerapkan physical distancing, menurut Tulus, akan sulit dilakukan.

"Walaupun diimbau, diminta, diwajibkan untuk menggunakan protokol kesehatan, tapi faktanya itu akan susah sekali pengontrolan dan potensi untuk pelanggaran sangat besar," jelas dia.

Pemerintah bersiap membuka mal

Kemarin, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan ke sejumlah tempat perbelanjaan, salah satunya adalah Mal Summarecon Bekasi. Usai melakukan peninjauan di gerai penjualan supermarket, Jokowi menegaskan, dia ingin kehidupan normal baru bisa dijalankan di masa pandemi ini. 

Namun, untuk mencapai hal tersebut, Jokowi sadar pemerintah pusat dan daerah harus menekan reproduction rate (RO) hingga di angka 1.

"Kita ingin tetap produktif tapi aman COVID, ini yang kita inginkan. Tapi dalam menuju ke tatanan baru itu kita juga melihat angka dan fakta di lapangan," kata Jokowi.

Dia menjelaskan, saat ini RO di wilayah Bekasi sudah di bawah angka 1. Namun, dia berharap agar Jawa Barat khususnya di wilayah Kota Bekasi angka penularan bisa terus ditekan. Tentunya, penurunan angka ini bisa dilakukan bila ada disiplin dari masyarakat.

Sehingga, pemerintah akan melibatkan TNI dan Polri dalam pengawasan protokol kesehatan ketika kehidupan normal baru berjalan. 

"Jadi TNI dan Polri nanti mengawasi pengawasan di lapangan, memastikan pelaksanaan di lapangan hal-hal yang berkaitan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan menghindarkan orang dari kerumunan atau saling berdesakan," jelasnya.

"Kita ingin sekali lagi bisa masuk ke normal baru, masuk ke tatanan baru dan kita ingin muncul sebuah kesadaran yang kuat, muncul kedisiplinan yang kuat sehingga RO-nya, terus bisa kita tekan di bawah 1," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut

Jokowi juga mendatangi Stasiun MRT Bundaran HI. Kedatangannya bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis adalah untuk mengecek kesiapan prosedur normal baru.

Dia kemudian mengatakan nantinya akan ada TNI Polri yang berjaga di tempat umum sebagai langkah pendisiplinan bagi warga di tengah kehidupan normal baru.