Menurut Ahli, Begini Cara Menjaga Jantung untuk Atlet dan Pegiat Olahraga
JAKARTA - Serangan jantung merupakan penyakit yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapat cukup aliran darah. Kondisi ini perlu pertolongan medis yang cepat untuk meminimalisir kerusakan pada otot jantung.
Serangan jantung dapat terjadi pada siapa saja, termasuk para atlet. Meski terdengar aneh jika atlet bisa terkena serangan jantung, namun sebenarnya para atlet memiliki kecenderungan juga untuk terkena penyakit jantung. Pasalnya, intensitas aktivitas yang tinggi juga dapat mengganggu kinerja jantung.
Nah, untuk menjaga kesehatan jantung para atlet, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Dalam sebuah webinar yang digelar oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), pada Kamis, 1 Juli, dengan tajuk Jantung Sehat bagi Atlet & Pegiat Olahraga: Sosialisasi Pentingnya Melindungi Jantung Terutama bagi Pelaku Olahraga, salah seorang narasumber yaitu dr. Ade Median Ambari, SpJP(K), FIHA, FAsCC, memaparkan cara tepat menjaga kesehatan jantung.
Beliau menilai setidaknya ada empat aspek yang harus diperhatikan para atlet dalam menjaga kesehatan jantung saat berolahraga, yaitu Frequency, Intensity, Time, dan Type yang disingkat menjadi FITT.
Untuk lebih jelas memahami tentang FITT ini, berikut VOI sampaikan rangkumannya.
Frequency
Frequency mengandung makna sesi latihan atau sesi olahraga yang dilakukan para atlet setiap minggu. “Pada pasien jantung, sesi olahraga dilakukan sekitar 3 hingga 5 kali per minggu, sedangkan untuk atlet, 5 sampai 7 kali per minggu,” ungkap dr. Ade.
Intensity
Meski menjalani sesi latihan yang sangat padat, yaitu 5 sampai 7 kali per minggu, para atlet tetap harus menentukan atau mengukur intensitas. Pengukuran intensitas sangat lah penting dalam menentukan kesehatan jantung para atlet.
Baca juga:
Sebab, jika intensitas yang dilakukan terlalu tinggi, maka beban jantung akan sangat tinggi juga. Sehingga, dapat menyebabkan serangan jantung dan gangguan irama jantung. Untuk itu, setiap atlet perlu betul-betul memahami dan mengenal kemampuan fisik mereka.
Tidak hanya berbicara tentang atlet, dr. Ade juga ikut menyarankan para masyarakat umum untuk cukup melakukan olahraga dengan intensitas ringan dan sedang saja untuk menjaga imunitas di masa pandemi. Karena jika orang awam berolahraga dengan intensitas berat, bisa jadi imunitasnya menurun.
Time
Umumnya, waktu yang ideal bagi seseorang dalam berolahraga yaitu sekitar 30 menit hingga 1 jam. Namun, para atlet biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berlatih. Cara menyiasatinya, coba berikan jeda setiap 30 menit atau satu jam sekali dengan waktu istirahat berkisar antara 10 hingga 15 menit. Dengan begitu, jantung juga bisa beristirahat.
Type
Agar ketiga hal di atas dapat terwujudkan, maka “seorang atlet harus menciptakan program latihan olahraga yang tepat agar peak exercise dapat tercapai,” ungkap dr. Ade. Para atlet perlu tahu bagaimana cara mengatur volume dan program olahraga agar tidak terlalu memaksa kerja jantung.
Selain keempat cara tersebut, dr. Ade kembali menambahkan bahwa screening pada atlet, berupa pemeriksaan fisik, pertanyaan riwayat, dan juga pengecekan melalui EKG perlu dilakukan terutama bagi atlet berusia muda untuk mendeteksi masalah jantung yang dimiliki sejak dini.