CDC:Ada Kasus Peradangan Jantung pada Penerima Vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer Usia Muda
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) berencana bergerak cepat untuk menambahkan peringatan, terkait kasus langka peradangan jantung pada remaja dan dewasa muda dalam lembar fakta vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna.
Kelompok penasehat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, bertemu untuk membahas kasus-kasus yang dilaporkan dari kondisi jantung setelah vaksinasi, menemukan bahwa peradangan pada remaja dan dewasa muda kemungkinan terkait dengan vaksin.
Kendati demikian, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS dan otoritas kesehatan lainnya tetap menyebut dan meyakini vaksinasi lebih besar manfaat dibanding dengan risikonya.
Pfizer, yang vaksinnya telah diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat mulai dari anak usia 12 tahun mengatakan, mereka mengetahui laporan miokarditis dan perikarditis setelah vaksinasi mRNA. Dikatakan bahwa profil risiko manfaat dari vaksin Pfizer/BioNTech tetap positif.
Sementara, Moderna mengatakan pihaknya mengetahui laporan kasus peradangan jantung, setelah pemberian vaksin mRNA dan bekerja dengan regulator.
Regulator kesehatan di beberapa negara telah menyelidiki apakah suntikan Pfizer dan Moderna menggunakan teknologi mRNA baru menimbulkan risiko dan seberapa serius risiko yang ditimbulkan.
CDC menerangkan, pasien dengan peradangan jantung setelah vaksinasi COVID-19, umumnya pulih dari gejala dan sembuh.
"Kami sangat menganjurkan semua orang berusia 12 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin di bawah Otorisasi Penggunaan Darurat untuk divaksinasi," sebut CDC seperti mengutip Reuters Jumat 25 Juni.
Dokter dan rumah sakit telah diperingatkan oleh CDC untuk memperhatikan gejala miokarditis atau perikarditis, dan peringatan FDA akan lebih meningkatkan kesadaran.
"Berdasarkan data yang tersedia, pernyataan peringatan di lembar fakta untuk penyedia layanan kesehatan dan penerima vaksin dan pengasuh akan dibenarkan," kata pejabat FDA Doran Fink pada pertemuan komite penasihat.
Fink, wakil direktur divisi vaksin badan tersebut mengatakan, FDA mengharapkan bergerak cepat untuk menambahkan peringatan setelah pertemuan berakhir.
CDC mengidentifikasi, kasus radang jantung meningkat seminggu setelah dosis vaksin kedua dan pada pasien pria. Dari 309 rawat inap akibat peradangan jantung pada orang di bawah usia 30 tahun, 295 di antaranya telah dipulangkan.
Dr. Tom Shimabukuro, wakil direktur Kantor Keamanan Imunisasi CDC dalam sebuah presentasinya menerangkan, data dari salah satu sistem pemantauan keamanan Vaccine Safety Datalink (VSD) menunjukkan tingkat 12,6 kasus per juta dalam tiga minggu setelah dosis kedua pada usia 12 hingga 39 tahun.
"Kami mengamati ini pada kelompok usia yang lebih muda, terutama pada orang-orang di usia remaja dan awal 20-an, dan mengamati lebih banyak pada laki-laki, dibandingkan dengan perempuan," terang Shimabukuro.
"Efek ini sebagian besar menghilang begitu Anda masuk ke kelompok usia yang lebih tua, atau individu berusia 50 tahun ke atas," sambungnya.
CDC telah menyelidiki kasus peradangan jantung terutama pada pria muda selama beberapa bulan. Sementara, Kementerian kesehatan Israel awal bulan ini mengatakan melihat kemungkinan hubungan antara kasus-kasus seperti itu dan vaksin COVID-19 Pfizer
CDC mengatakan masih menilai risiko dari kondisi tersebut dan tidak secara khusus mengkonfirmasi hubungan sebab akibat antara vaksin dan masalah jantung.
Baca juga:
Menurut data dari US Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS), ada 347 kasus peradangan jantung yang diamati dalam seminggu setelah dosis vaksin kedua pada pria berusia 12 hingga 24 tahun. Itu dibandingkan dengan perkiraan 12 kasus atau lebih sedikit untuk pria rentang usia itu berdasarkan tingkat insiden latar belakang populasi AS, kata CDC.
Untuk diketahui, hingga Senin pekan ini CDC mencatat sebanyak 138 juta penduduk AS telah menerima dosis penuh vaksin COVID-19, dengan menggunakan Pfizer atau Moderna.