JAKARTA - Pakar kesehatan Amerika Serikat mendukung penggunaan vaksin COVID-19 lansiran Moderna untuk anak usia 6-17 tahun, sementara mengkaji penggunaan untuk anak di bawah usia 5 tahun.
Penasihat Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS pada Hari Selasa dengan suara bulat merekomendasikan, agar badan tersebut mengizinkan vaksin COVID-19 Moderna untuk anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun.
Sekitar 77 juta orang di Amerika Serikat telah menerima setidaknya dua dosis vaksin Moderna, yang telah lama tersedia untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Komite ahli eksternal dijadwalkan untuk mempertimbangkan suntikan Moderna untuk anak-anak di bawah 6 tahun, serta vaksin COVID Pfizer dan BioNTech untuk anak-anak di bawah 5 tahun, termuda 6 bulan, pada Hari Rabu.
Tidak mungkin ada permintaan langsung yang signifikan dari vaksin Moderna untuk anak berusia 6 hingga 17 tahun. Vaksin Pfizer/BioNTech disahkan untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun pada bulan Oktober, dan persetujuan untuk remaja mendahuluinya dalam beberapa bulan.
Namun hanya sekitar 30 persen dari mereka yang berusia 5 hingga 11 tahun dan 60 persen dari anak berusia 12 hingga 17 tahun yang divaksinasi sepenuhnya di Amerika Serikat, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
"Saya ingin memberi orang tua sebanyak mungkin pilihan, dan membiarkan mereka membuat keputusan tentang ini untuk anak-anak mereka," kata anggota komite dan profesor Unversity of California Berkeley Dr. Arthur Reingold pada pertemuan tersebut, melansir Reuters 15 Juni.
FDA, yang umumnya mengikuti rekomendasi para penasihatnya tetapi tidak berkewajiban untuk melakukannya, kemungkinan akan segera mengesahkan vaksin Moderna untuk usia 6-17 tahun. CDC juga perlu merekomendasikan penggunaan vaksin. Sebuah komite penasihatnya dijadwalkan bertemu pada Hari Jumat dan Sabtu.
Diketahui, sudah lama ada kekhawatiran, vaksin Moderna yang diberikan dengan dosis yang lebih tinggi daripada suntikan Pfizer/BioNTech, dapat menyebabkan jenis peradangan jantung yang dikenal sebagai miokarditis dan perikarditis pada tingkat yang lebih tinggi, terutama pada pria yang lebih muda.
BACA JUGA:
Beberapa negara di Eropa membatasi penggunaan vaksin Moderna untuk kelompok usia yang lebih muda, setelah pengawasan menunjukkan vaksin itu terkait dengan risiko peradangan jantung yang lebih tinggi. Semnetara, FDA menunda peninjauannya terhadap suntikan untuk menilai risiko miokarditis.
Regulator AS mempresentasikan data pada pertemuan Hari Selasa yang menunjukkan, vaksin Moderna mungkin memiliki risiko peradangan jantung yang lebih tinggi pada pria muda. Tetapi mengatakan, temuan itu tidak konsisten di berbagai database keamanan dan tidak signifikan secara statistik, yang berarti mungkin karena kebetulan.