Ketika Fabrizio Romano Berucap "Here We Go!", Saat Itulah Isu Transfer Pemain Terwujud
JAKARTA - Fabrizio Romano membocorkan kemungkinan transfer Saul Niguez ke Chelsea. Menurutnya kemungkinan itu ada, sebagaimana kemungkinan transfer pemain lain di daratan Eropa. Tapi sejauh ini transfer Saul masih tak dapat dipastikan. Kita belum mendengar kalimat sakti nan ikonik dari Fabrizio: Here we go!
"Here we go!" Sebuah rumor transfer akan jadi kenyataan jika kalimat sakti itu sudah keluar dari mulut Fabrizio. Fabrizio adalah seorang jurnalis sepak bola dari Italia.
Fabrizio adalah rujukan kuat media dunia terkait bursa transfer pemain di daratan Eropa. Usia Fabrizio Romano kini 28 tahun, tapi dia memiliki segudang pengalaman.
Pria kelahiran 21 Februari 1993 ini pernah bekerja untuk media-media besar, seperti Calciomercato, Sky Sports, sampai The Guardian.
Fabrizio juga dikenal sebagai pendiri SOS Fantacalcio, sebuah media massa olahraga berbasis di Italia. Fabrizio memiliki skema kerja yang berbeda dengan kebanyakan jurnalis sepak bola lain.
Cara kerja Fabrizio Romano
Fabrizio, sebagaimana jurnalis lain, selalu berjibaku dengan perolehan informasi. Tapi, kekhususannya dalam isu transfer pemain memberi perbedaan antara dirinya dan orang lain. Konon Fabrizio mengatur waktu tidurnya lima jam sehari di sepanjang jendela transfer.
Dikutip BR Football, Fabrizio juga punya cara kerja berbeda, yang membuatnya terkadang lebih dipercaya ketimbang jurnalis lain dalam memastikan isu transfer pemain. Fabrizio menerapkan semacam konsep 'slow journalism'.
Fabrizio tak akan bersuara terkait sebuah isu transfer kecuali ia sudah memastikan seratus persen kabar itu tepat. Selama belum pasti, Fabrizio akan diam.
Dalam pekerjaannya, Fabrizio setidaknya melakukan 50 panggilan telepon per hari untuk berburu informasi transfer. Fabrizio juga kerap berkeliling sekitar hotel dan markas-markas klub untuk menemui agen pemain atau direktur olahraga.
"Orang-orang bertanya soal tim mana yang saya dukung. Namun, itu bukan soal itu. Saya senang karena cara mendatangkan pemain akan membuat orang lebih bergairah," tutur Fabrizio.
Twitter jadi dimensi di mana Fabrizio memiliki pengaruh besar dibanding jurnalis sepak bola lain. Akun @FabrizioRomano memiliki 3.148.060 pengikut.
"Menjadi jurnalis seperti ini tidak mudah. Orang akan meminta berita atau berusaha mengonfirmasi. Saya ingin menghormati jurnalis lain. Jadi, saya hanya mengatakan apa yang saya tahu. Saya tidak ingin mengatakan kabar tersebut palsu," kata Fabrizio.
"Bursa transfer telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Dulu, pertemuan dengan orang-orang atau agen dilakukan di telepon. Namun, sekarang Anda dapat berbicara di media sosial. Saya harus selalu siap."
Peran Gianluca Di Marzio
Keunggulan-keunggulan Fabrizio hari ini tak lepas dari peran sang mentor, Gianluca Di Marzio, seorang jurnalis senior Italia khusus bursa transfer sebelum Romano. Di Marzio adalah anak dari Gianni Di Marzio, manajer sepak bola papan atas di Italia.
Di Marzio secara langsung mendidik Fabrizio untuk jadi penerusnya, termasuk menghubungkan Fabrizio dengan banyak relasinya di klub-klub Eropa. "Saya mulai semua ini bersama Gianluca Di Marzio. Itu banyak memberikan pelajaran bagi saya," Fabrizio.
"Mentalitasnya bukan hanya memeriksa informasi kepada klub, namun juga dengan agen dan perantara transfer. Saya pikir rahasianya adalah memiliki hubungan yang baik dengan semua orang. Kami memiliki begitu banyak sumber saat ini."
Slogan "Here we go!" khas Fabrizio Romano
Selain isu kepindahan Saul Niguez dari Atletico Madrid ke Chelsea, Fabrizio juga tengah mengawal beberapa isu transfer pemain lain di dataran Eropa, mulai dari isu transfer pemain Liga Italia, Liga Inggris hingga Liga Spanyol.
Pada Agustus hingga Desember 2019, Fabrizio adalah jurnalis yang paling awal memberitakan kepindahan Zlatan Ibrahimovich ke AC Milan. Fabrizio juga yang terdepan mengabarkan kepindahan Carlo Ancelotti ke Everton dan Claudio Ranieri ke Sampdoria.
"Here we go!" ucap Ranieri sebelum memberikan pengumuman-pengumuman itu.
Pada 27 Mei lalu, Fabrizio juga jadi jurnalis yang menggemparkan publik sepak bola dengan kabar keputusan hengkangnya Zinedine Zidane dari Real Madrid. Merujuk unggahan-unggahan terbaru Fabrizio di Twitternya, kami himpun beberapa kabar.
Pertama tentang kiper senior Italia, Gianluigi Buffon. Gigi --sapaan familiar Buffon-- telah mengonfirmasi kepindahannya ke Parma. Kabar ini sekaligus membantah banyak rumor yang menyebut Buffon akan pensiun tahun ini.
"Kepulangan yang mengagumkan, di mana dia (Buffon) memulai kariernya 26 tahun lalu. Kontrak ditandatangani hingga Juni 2023," tulis Fabrizio.
Dari Liga Inggris, Tottenham Hotspur dikatakan Fabrizio telah selangkah lagi bekerja sama dengan Paul Fonseca sebagai manajer tim yang baru. Detailnya akan ia kabari segera, seiring pengumuman klub yang akan dilakukan pekan ini.
Selain kepastian-kepastian transfer, Fabrizio juga baru mengumumkan kabar terbaru seputar isu kepindahan Jadon Sancho ke Manchester United (MU). MU baru saja menaikkan tawaran untuk Jadon Sancho, dari semula 70 juta poundsterling menjadi 95 poundsterling.
Awal karier jurnalistik Fabrizio Romano
Fabrizio Romano memulai karier jurnalistiknya di usia yang begitu muda, yakni 18 tahun. Di usia itu Fabrizio menulis di situs-situs web kecil Italia.
Suatu hari, seorang agen asal Italia yang berada di Barcelona meminta bantuan Fabrizio. Fabrizio pun mendapat kesempatan bekerja di Barcelona, tepatnya di La Masia.
Tulisan-tulisan Fabrizio kala itu meliputi kepindahan pemain muda dari La Masia. Di akademi Barcelona itu Fabrizio memiliki kedekatan dengan para pemain.
Di antara mereka adalah Mauro Icardi. Penyerang Argentina yang kini bermain untuk Paris Saint Germain (PSG) itu jadi pemain pertama yang kepindahannya ditulis oleh Fabrizio.
Saat itu, tahun 2013 Icardi bergabung dengan Inter Milan. Lewat transfer Icardi, Fabrizio membobol banyak jurnalis senior lain. Icardi resmi bergabung Inter Milan pada 2014.
Baca Informasi lain soal SEPAK BOLA atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Naftali Bennet, PM Baru Israel yang Lebih Keras soal Palestina ketimbang Netanyahu
- Tak Ada Pembenaran untuk Penambangan di Pulau “Kecil” Sangihe
- Coki Betul soal Kebesaran Harvey Weinstein, Tapi Hollywood Pun Tak Segitunya Meromantisasi Karya Si Pemerkosa
- Iya Pemerintah Perlu Kejar Pendapatan Pajak, Tapi PPN Sembako dan Pendidikan adalah Eksploitasi Negara pada Rakyatnya