Sempat Ditahan, Tiga Tersangka Kecelakaan Maut Kereta Gantung di Italia Dibebaskan

JAKARTA - Hakim Verbania, Italia memutuskan untuk membebaskan tiga orang orang yang sempat ditahan terkait kecelakaan kereta gantung Stresa-Mottarone pekan lalu, di mana salah satunya dikenakan tahunan rumah.

Kecelakaan mengerikan terjadi di Italia, saat kereta gantung 14 orang tewas, termasuk lima warga Israel, serta seorang anak terluka parah, jatuh dan berguling di lereng curam pada Minggu 23 Mei sore waktu setempat.

Kereta gantung Stresa-Mottarone membawa turis dan penduduk lokal dari kota di Danau Maggiore, hampir 1.400 meter di atas permukaan laut ke puncak gunung Mottarone dalam 20 menit.

Setelah menjalankan penyelidikan, polisi tiga pria yang terdiri dari seorang pemilik perusahaan kereta gantung, seorang karyawan dan seorang insinyur pemeliharaan. 

Polisi menangkap ketiga pria itu pada Rabu pekan lalu, setelah jaksa di kota Verbania membuka penyelidikan atas dugaan pembunuhan dan kelalaian yang tidak disengaja. 

Melansir Reuters Minggu 29 Mei, Hakim Donatella Banci Buonamici memutuskan pada Hari Sabtu lalu, tidak ada alasan untuk menahan mereka di penjara. Hakim menyebut tidak ada indikasi mereka untuk melarikan diri dan risiko menghilangkan barang bukti. 

Sebelumnya, jaksa menilai ketiganya bertanggung jawab dalam kecelakaan tersebut. Jaksa penuntut mengatakan dalam pengajuan hukum, ketiganya sengaja memasang klem berbentuk garpu pada rem darurat agar tidak terus-menerus diaktifkan. 

"Saya menyadari kesalahan yang saya buat meninggalkan klem," kata salah satu tersangka Gabriele Tadini kepada jaksa penuntut, menurut transkrip wawancaranya yang dikutip oleh surat kabar Corriere della Sera Hari Minggu.

Tandini sendiri merupakan operator yang bertanggung jawab menjalankan lift tersebut pada saat kecelakaan terjadi. Ia pun dikenakan tahanan rumah. Pengacaranya, Marcello Perillo menyebut, ia tidak meminta pembebasan Tandini setelah pengakuannya.

"Tidak dapat disangkal masalah penjepit, untuk itu dia harus menghadapi konsekuensi," kata Perillo, menambahkan belum ditetapkan sejauh mana dua lainnya telah diberitahu tentang tindakan Tadini.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa mereka juga bertanggung jawab. Mereka adalah orang-orang yang seharusnya tahu, tetapi tidak jelas apakah mereka melakukannya," lanjutnya.

Terpisah, Kepala Jaksa Verbania Olimpia Bossi mengatakan kepada wartawan, hakim telah memutuskan tidak ada cukup bukti Luigi Nerini, pemilik perusahaan yang mengoperasikan lift dan Enrico Perocchio, insinyur yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan keselamatan, mengetahui situasi tersebut.

"Bagaimanapun penyelidikan terus berlanjut, kami masih tidak tahu mengapa kabel itu putus sejak awal," tukas Bossi.

Meninggalkan penjara Verbania pada Sabtu malam, Perocchio mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak tahu bahwa rem yang seharusnya mencegah gondola jatuh ketika kabelnya diblokir.

"Saya memiliki 21 tahun pengalaman dengan lift yang menggunakan kabel, saya tahu itu adalah sesuatu yang tidak pernah Anda lakukan," sesal Perocchio.

Pengacara Nerini, Pasquale Pantano, mengatakan kepada wartawan pada Sabtu malam, pembebasan itu adalah kabar baik, tetapi yang utama adalah mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas bencana tersebut.

Diketahui, kereta gantung tersebut menjalani pekerjaan pemeliharaan besar-besaran pada 2014 dan 2016. Pemeriksaan rutin dilakukan tahun 2017 dan tahun lalu oleh teknisi spesialis. Media Italia melaporkan, kabel yang putus baru akan usai masa pakainya dan diganti tahun 2029 mendatang.

Sementara, kabin dapat menampung hingga 40 orang. Namun saat kecelakaan, kabin terisi kurang dari setengahnya karena pembatasan virus corona. Kecelakaan ini terjadi setelah layanan kereta gantung dibuka bulan lalu, setelah berhenti cukup lama karena pandemi COVID-19.