Meski Menuai Pro dan Kontra, 288 Ribu Peserta Lolos Registrasi Program Kartu Prakerja Gelombang II

JAKARTA - Antusiasme masyarakat mengenai program Kartu Prakerja sangat tinggi, di samping pro dan kontra program tersebut. Manajemen pelaksana program Kartu Prakerja mengumumkan sudah ada 288.000 peserta yang masuk gelombang kedua. Angka ini lebih banyak dari gelombang pertama yakni 168.111 orang.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 8,6 juta orang yang telah berhasil registrasi di laman www.prakerja.go.id. Seluruh peserta program ini berasal dari Sabang sampai Merauke.

"Kami mendapat beberapa video testimoni penerima manfaat. Mereka mayoritas suka bahasa Inggris, baik grammar maupun toefl. Kami melihat yang dibeli masyarakat macam-macam ada yang membeli 24 ribu hinggga 1,5 juta. Karena yang kami layani 5,6 juta, kami strateginya menyediakan sebanyak mungkin," tuturnya, dalam video conference bertema 'Kartu Prakerja: Anda Bertanya, Kami Jelaskan', Rabu, 29 April.

Para peserta program Kartu Prakerja mendapat insentif sebesar Rp2.400.000 per orang dari total dana yang didapatnya Rp3.550.000. Dana murni insentif akan dibayarkan setiap bulannya Rp600.000 selama empat bulan. Sisa dananya merupakan biaya pelatihan sebesar Rp1.000.000 dan dana survei kebekerjaan sebesar Rp150.000.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Denni Puspa Purbasari.

"Kemarin kami telah mengirimkan saldo Rp3,55 juta untuk 288.000 penerima manfaat di gelombang kedua," tuturnya.

Denni menjelaskan, bahwa program Kartu Prakerja ini sudah diubah dari tujuan awalnya untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan peserta sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sekarang menjadi semi bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi virus corona atau COVID-19, yang tetap memberikan pelatihan.

Sekadar informasi, pemberian pelatihan juga sesuai dengan Perpres Nomor 36 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui program Kartu Prakerja. Pada program ini, para peserta diberikan biaya pelatihan sebesar Rp1.000.000 yang nanti dimanfaatkan untuk membeli paket pelatihan yang tersedia 2.000 jenis.

Menurut Denni, semua paket pelatihan itu berasal dari 233 lembaga pelatihan yang terkoneksi di delapan platform digital, yaitu Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.

Denni menjelaskan, sesuai dengan Perpres Nomor 36 tahun 2020, syarat untuk menjadi peserta program Kartu Prakerja adalah warga negara Indonesia (WNI) yang telah berusia 18 tahun dan tidak sekolah atau kuliah. Saat situasi normal, fokus program ini untuk mengurangi angka peangguran muda. Tetapi dengan adanya, wabah COVID-19 ini ada mandat baru yaitu menolong para pekerja informal dan pelaku usaha UMKM yang terdampak hidupnya.

"Mereka adalah prioritas. Artinya pengangguran muda masih ada porsi tapi kecil. Kelompok prioritas, tahunya dari mana? BP Jamsostek. Kami punya datanya dari BP Jamsostek. Kemudian, masukan dari Kementerian/Lembaga kami identify NIK merek. Kami bagaimanapun juga bicara demand lebih besar dari kuota yang disediakan APBN," tuturnya.

Terkait bagaimana memilih peserta yang lolos, Denni menjelaskan, pemilihannya dengan sistem acak. Setiap yang mendaftar memiliki prioritas yang sama untuk mengambil.

"Tidak heran kok ada di Kabupaten di Maluku Utara dan Papua. Kami pastikan proporsional jumlah penduduknya," katanya.