Komnas KIPI dan BPOM Uji Toksisitas AstraZeneca Setelah ada Kasus Pria Meninggal Usai Divaksin
JAKARTA - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah menguji sterilitas dan toksisitas vaksin AstraZeneca. Hal ini untuk membuktikan pengaruh imunisasi terhadap wafatnya seorang pria bernama Trio Fauqi Virdaus (22).
Dia menjelaskan, toksisitas adalah sifat suatu zat yang merusak bila dipaparkan terhadap struktur organisme, seperti sel atau organ tubuh. Sementara sterilitas diuji untuk mengetahui apakah vaksin tersebut bersih dari kuman atau mikroorganisme lain.
"Uji BPOM biasanya dua sampai tiga pekan. Itu meliputi toksisitas dan sterilitas," jelas Hindra.
Hindra mengatakan, Komnas KIPI juga telah berupaya menginvestigasi wafatnya Trio Fauqi Virdaus berdasarkan riwayat penyakit atau komorbid yang mungkin berkaitan dengan KIPI.
"Kalau terkait penyakit kronisnya apa dan bagaimana, itu rahasia medis yang tidak bisa kami ungkapkan," kata Hindra.
Baca juga:
- Pemuda DKI Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Anies Tunggu Keputusan Kemenkes
- Anies dkk Larang Kantor se-Jabodetabek Gelar Halal Bihalal Usai Lebaran
- Pemerintah Jabodetabek Sepakat Tutup Tempat Pemakaman untuk Ziarah Saat Libur Lebaran
- Anies Baswedan Marah, 239 ASN DKI Tak Mau Daftar Seleksi Eselon II: Tidak Tanggung Jawab!
Proses autopsi jenazah, kata Hindra, diperlukan oleh Komnas KIPI menyusul ketiadaan data pendukung proses autopsi. "Data yang dihimpun KIPI tidak ada sama sekali, sebab almarhum tiba di rumah sakit sudah wafat. Dokter juga tidak sempat memeriksa lebih jauh. Datanya tidak ada sama sekali," katanya.
Hindra menambahkan, keluarga maupun Trio sebenarnya memiliki peluang untuk menjalani diagnosa medis saat terjadi keluhan penyakit. Sebab, almarhum mengeluh sehari sebelumnya sejak jam 15.30 WIB. Lalu besoknya datang ke rumah sakit pukul 12.45 WIB sudah meninggal.
Komnas KIPI, sambung Hindra, juga berencana mengonfirmasi keluarga almarhum terkait kesediaan mereka untuk membongkar makam almarhum untuk kepentingan autopsi.
"Kami akan konfirmasi, kalau keluarga mau, ya alhamdulillah. Nanti dokter forensik yamg autopsi. Itu masih memungkinkan seperti kejadian-kejadian kriminal," tandasnya.