Pegawai KPK Ini Ditanya Pacaran Berapa Kali-Ngapain Saja saat Tes Wawasan Kebangsaan

JAKARTA - Salah seorang pegawai KPK yang tak lolos asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tata Khoiriyah mengungkap sejumlah pertanyaan dalam sesi wawancara yang dianggap janggal. 

Tes ini merupakan tahapan yang harus dilalui para pegawai untuk alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Melalui utas yang dibuatnya di akun Twitter miliknya @tatakhoiriyah, dia menyebut ada sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Termasuk, pertanyaan yang menyinggung ranah privat seperti pacaran dan pernikahan.

Tata memaparkan, pewawancara yang bertugas melakukan wawancara terhadap dirinya adalah seorang perempuan paruh baya. Sebelum proses wawancara dilakukan, pewawancaranya itu menjelaskan bahwa dirinya ditugaskan untk mengumpulkan informasi sebagai rekomendasi alih status dan keputusan akhir berada di tangan pimpinan KPK.

"Awalnya saya ditanya berapa lama bekerja, dan apa saja yg saya lakukan di KPK, apakah ada masalah dengan atasan atau rekan kerja? Kemudian ditanya implementasi pancasila dalam keseharian seperti apa," kata Tata dalam utas tersebut yang dikutip setelah VOI mendapatkan izin pada Jumat, 14 Mei.

Selanjutnya, dia juga ditanya apakah mengucapkan selamat hari raya pada umat beragama lain dan bagaimana sikapnya saat mendatangi acara perayaan keagamaan lain. Tak hanya itu, Tata juga ditanya bagaimana pendapatnya jika ada keturunan eks tahanan politik menduduki jabatan strategis.

Setelah pertanyaan ini dijawabnya, dia kemudian ditanya apakah sudah menikah atau apakah memiliki pacar. Dalam kesempatan itu, dia juga ditanya sudah melakukan apa dengan pacarnya.

"Apakah sudah menikah? Punya pacar? Pacaran berapa kali? Apakah pacar yg sekarang menuju pernikahan? Apakah pacar sekarang sudah diperkenalkan kpd orang tua? Kalau pacaran ngapain saja?" ungkapnya.

Berikutnya, Tata mengaku ditanya perihal keluarga dari mulai aliran keagamaan hingga organisasi yang diikuti.

"Lanjut pertanyaan menuju keluarga, apakah keluarga ada yg dosen dan PNS? aliran agamanya apa? Ikut organisasi apa? Kalau hari minggu apa aktivitasnya? Terus kalau nemu konten di media sosial tentang radikalisme, pornografi, atau antipemerintah apa yang kamu lakukan?"

Dia mengaku, tak nyaman saat ditanya perihal masalah pribadinya terutama status pernikahan. "Saya memang tidak nyaman," tegas Tata.

Hanya saja, pertanyaan itu berusaha dijawabnya dengan apa adanya dan secara singkat. Dia mengungkap terdapat sejumlah pertanyaan lain yang tidak relevan dengan pekerjaan maupun dengan Pancasila dan UUD 1945.

"Untuk part status pernikahan, saya memang tidak nyaman, tapi saya berusaha jawab apa adanya. Dijawab dengan singkat-singkat saja. Selain pertanyaan ttg implementasi pancasila, pertanyaan lain ditanyakan tanpa ada relevansi dg pekerjaan atau pendalaman pancasila, UUD 45, dll," ujarnya.

Dirinya mengatakan, wawancara yang diikutinya berjalan sekitar satu jam. Adapun terkait hasil, dia tahu menjadi  salah satu dari 75 pegawai yang tak lolos ketika menerima Surat Keputusan (SK) pada 11 Mei lalu.

"Total waktu wawancara yg saya ikuti sekitar 1 jam. Tgl 27/4 hasil asesmen TWK diberikan oleh BKN kepada KPK. Tgl 5/5 hasilnya dibuka dan beredar ada 75 pegawai yg Tidak Memenuhi Syarat (TMS). dan tgl 11/5 saya menerima SK bahwa saya masuk dlm 75 nama tsb," pungkasnya.