Kemiripan Tradisi Idulfitri di Prancis dan Indonesia
JAKARTA - Umat Muslim di seluruh dunia sedang merayakan Idulfitri. Masing-masing masyarakat memiliki tradisi dalam merayakan Lebaran dan beberapa memiliki kesamaan. Di Prancis misalnya, ada beberapa tradisi yang mirip dengan Indonesia. Apa saja?
Salah satu tradisi Lebaran di Indonesia yakni bermaaf-maafan bersama keluarga, tetangga dan kerabat terdekat. Hal yang sama juga berlaku di negara Eropa.
Walau Islam bukan agama mayoritas di negara Eropa, namun komunitas Muslim di sana memiliki hak untuk menjalankan ibadah dengan aman. Salah satunya adalah Prancis. Negara ini punya penduduk majemuk dan sekuler yang memisahkan hubungan negara dan agama.
Agama Islam bukan sesuatu yang baru bagi Prancis karena pernah memiliki hubungan saat dahulu mereka menduduki negara-negara Maghribi seperti Aljazair. Islam juga mengalami perkembangan di Prancis yang turut dipengaruhi kedatangan imigran dari Afrika dan Asia. Lalu, bagaimana tradisi Idulfitri di Prancis? Berikut kami rangkum dari berbagai sumber.
Idulfitri ditentukan oleh Dewan Muslim Prancis
Penetapan 1 Syawal juga berlangsung dengan seksama sebagaimana di Indonesia.
Di Prancis, penetapan Idulfitri dilakukan oleh Dewan Muslim Perancis atau Conseil français du culte musulman (CFCM). Pada tahun ini, mereka menetapkan Idulfitri jatuh pada tanggal 13 Mei 2021.
Akan tetapi, tanggal Idul Fitri masih harus dikonfirmasi lagi pada 11 Mei, setelah pengamatan bulan sabit. Pengumuman penetapan 1 Syawal akan diumumkan di Masjid Agung Paris.
Beli baju baru
Beli baju baru juga menjadi tradisi Muslim Prancis saat menyambut hari raya Idulfitri. Le Journal des femmes melaporkan, Idulfitri di Prancis membuat pelbagai perayaan.
Setelah melaksanakan Salat di masjid, pada siang harinya, umat Islam akan mempersembahkan hadiah atau hidangan, dimulai dengan kue-kue. Selain itu, tradisi Idulfitri dirayakan umat Islam Prancis untuk mengenakan pakaian baru.
Petit fete
Petit fete atau pesta kecil adalah istilah untuk menggambarkan momen Idulfitri di Prancis. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, umat Islam akan menyantap hidangan makanan dan kue manis-manis.
Karena itu, Idulfitri disebut juga sebagai fete sucree atau perayaan manis. Perayaan Lebaran di sana berlangsung hingga tiga hari. Menurut tradisi, pada kesempatan ini umat Islam membayarkan zakat mereka.
Akibat pandemi, Salat Ied dilarang
Pandemi Covid-19 masih mengkhawatirkan di Prancis. Pemerintah mengharapkan tindakan kolektif semua penduduk untuk mencegah peningkatan kasus dengan menghindari kerumunan.
Hal ini juga berlaku dalam perayaan Idulfitri. Izin berkumpul di stadion yang dimaksudkan untuk perayaan Idulfitri tidak diberikan karena alasan krisis kesehatan.
Masjid Agung Paris sempat meminta pencabutan jam malam supaya Masjid diizinkan dibuka, namun ditolak oleh Conseil d'Etat atau Dewan Negara. mengingat tingkat penyebaran virus masih tinggi di seluruh wilayah.
Atas keputusan ini, Masjid Agung Paris meminta umat Islam untuk menghormati langkah tersebut.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Tentang Al Aqsa dan Mengapa Masjid Suci Ini Amat Diagungkan Umat Islam
- Polda Tarik Mundur Peradaban Ibu Kota dengan Wacana Hapus Jalur Sepeda Permanen
- Siapa Novi Rahman Hidayat, Bupati Nganjuk yang Terjaring OTT karena Diduga Terlibat Kasus Lelang Jabatan
- Menertawakan Larangan Mudik: Respons Konyol Masyarakat untuk Kebijakan Absurd Pemerintah