PNS DKI Ogah Ikuti Instruksi Anies Baswedan di Lelang Jabatan Eselon II, Eks Anak Buah Ahok Minta KASN Turun Tangan
JAKARTA - Mantan anak buah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rian Ernest meminta Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk turun tangan menelusuri ratusan PNS DKI yang enggan mengikuti lelang jabatan pimpinan tinggi (JPT) eselon II.
"Panggil teman-teman PNS yang tidak mau, ada apa ini? Apakah wajar 239 PNS menyerah sebelum bertanding," tegas Rian Ernest lewat kanal Youtub CokroTV dikutip VOI, Rabu, 12 Mei.
Keenganan PNS DKI ikut lelang jabatan merupakan hal aneh. Logikanya, setiap PNS yang memiliki hati untuk melayani warga DKI dan punya ambisi positif pasti tergerak untuk naik jabatan.
Baca juga:
- TGUPP Bentukan Anies Baswedan Dinilai Turunkan Animo PNS DKI, PDIP: Ibarat Kentut, Baunya Doang Ada
- Anies Baswedan Marah, 239 ASN DKI Tak Mau Daftar Seleksi Eselon II: Tidak Tanggung Jawab!
- Lelang Jabatan Pengganti Saefullah Dibuka, Pemprov DKI: Akhir November Dapat Sekda Baru
- Kepala Dinas Perumahan Mengundurkan Diri karena Rumah DP Rp0 Macet
Dan paling penting, sambung Rian Ernest, begitu naik pangkat dari eselon III ke II tentu diikuti pula kenaikan gaji atau take home pay yang tinggi. Nah, lantas kenapa ratusan PNS DKI justru menolak naik jabatan ini?
"Jangan-jangan ada kongkalikong dalam penentuan jabatan," tegas Rian Ernest.
Rian justru membandingkan kasus ini dengan yang terjadi pada zaman Ahok. Meski terkenal tukang marah pada bawahan yang main uang, atau tidak profesional dalam bekerja, toh ratusan PNS DKI justru antusias mengikuti lelang jabatan.
"Sekarang di saat tata kata Gubernur begitu santun tapi kok PNS gak ikut seleksi, apakah ini nasib punya TGUPP sampai 70-an orang," sindir Rian Ernest.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumpulkan sejumlah jajaran ASN DKI. Anies marah, 239 pejabat nonadministrator tidak mau mengikuti pendaftaran seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi (JPT) eselon II.
"Beruntung bapak ibu sekalian pakai masker hari ini, tidak terlihat wajahnya. Coba kalau difoto, wajah bapak-ibu terekam sebagai pribadi yang tidak menjalankan instruksi. Saya ingin sampaikan di sini, kita malu sesungguhnya. Malu kenapa ada instruksi tidak dilaksanakan," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei.