Uang Kripto Dogecoin Bukan Lagi Sebuah Lelucon
JAKARTA – Nilai aset Dogecoin (DOGE) mengalami kenaikan harga lebih dari dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir. Banyak faktor yang mendasari uang kripto bergambar anjing itu meroket tajam.
Beberapa di antaranya, ketika DOGE mulai masuk dalam listing di platform trading raksasa Amerika Serikat (AS) dan Israel. Selain itu kedekatan waktu bos Tesla Elon Musk juga dianggap ikut melonjaknya nilai aset DOGE.
Jika dihitung dari awal tahun, lonjakan harga Dogecoin sudah lebih dari 14.000 persen. Kapitalisasi pasar Dogecoin kini telah mencapai lebih dari 84 miliar dolar AS, setara dengan output ekonomi tahunan Sri Lanka.
"Dogecoin melonjak karena banyak trader mata uang kripto tersebut tidak ingin ketinggalan berita apa pun yang berasal dari pembawa acara Saturday Night Live, Elon Musk." kata Edward Moya, analis senior di platform trading Oanda, dikutip dari The Guardian.
"Musk Juga dikenal sebagai Dogefather, dan ia tidak diragukan lagi akan memiliki sketsa tentang cryptocurrency yang mungkin akan menjadi viral selama berhari-hari dan selanjutnya memotivasi followers-nya untuk mencoba menaikan Dogecoin hingga to the moon," katanya.
Tak hanya Elon Musk, lonjakan nilai aset Dogecoin juga ditopang sejumlah orang berpengaruh seperti Mark Cuban, rapper Snoop Dogg, serta bassis Kiss Gene Simmons. Alhasil kripto hasil dari lelucon belaka (meme) dari anjing asal Jepang 'Shiba Inu' itu tak lagi dipandang sebelah mata.
Baca juga:
Hingga berita ini ditulis pada pukul 14:40 WIB, Dogecoin diperdagangkan di harga Rp 9.081 di platform perdagangan kripto Indodax. Hal ini membuktikan bahwa harga Dogecoin mengalami lonjakan baru.
Kapitalisasi pasar Dogecoin pun meroket hingga lebih dari 50 miliar dolar AS. DOGE berhasil menggusur Tether di posisi lima besar cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar yang tinggi.
Dogecoin diluncurkan pada 2013 lalu sebagai lelucon belaka. Uang kripto berlogo anjing meme Shiba Inu yang diciptakan oleh Billy Markus dan Jack Palmer itu kini tumbuh dengan pesat dan memiliki popularitas tinggi.
Kenaikan Dogecoin terjadi setelah adanya booming Bitcoin yang telah mengangkat nilai mata uang digital itu ke level harga 50.000 dolar AS. Kala itu pemerintah AS memberikan stimulus Covid-19 tahap ketiga untuk mengangkat kembali ekonomi global yang terpuruk selama pandemi.
Meskipun stimulus tersebut dimaksudkan untuk bantuan rumah tangga yang sedang kesulitan. Namun para ekonom meyakini, pemberian stimulus ini ikut mendorong kenaikan pasar saham dan aset kripto seperti bitcoin dan Dogecoin, karena penerima yang lebih kaya memasukkan dana dari stimulus tersebut ke dalam investasi keuangan.
Hal ini juga muncul karena mata uang fiat tradisional, seperti dolar, pound, dan euro, berisiko direndahkan oleh rekor suku bunga rendah dari bank sentral, dan pelonggaran kuantitatif senilai miliaran dolar, pembelian obligasi untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah.