21 Juta Data Fiktif Bansos Kejahatan Extra Ordinary Era Jokowi, Netizen ke Benny Harman: Era SBY Apa?
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman merespon laporan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal 21 juta data ganda penerima bantuan sosial.
Kata Risma, Kemensos berhasil 'menidurkan' 21 juta lebih data penerima Bansos. Menurut Benny, KPK harus kuat dan tegar dalam menindaklanjuti laporan ini.
"Ini yang Dilaporkan Risma ke KPK,21 juta data ganda penerima Bansos. Jika laporan Risma betul, KPK harus kuat dan tegar," tegas Benny lewat akun Twitter-nya, @BennyHarmanID dikutip Jumat, 1 Mei.
Benny menyimpulkan, 21 juta data fiktif penerima bantuan menunjukan ada kejahatan serius di era pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat ini.
Baca juga:
- Mensos Risma Lapor Nonaktifkan 21 Juta Data Ganda Penerima Bansos ke KPK
- Anies Resmikan Gereja di Penjaringan Bersama Gus Miftah Hingga Sekjen PBNU
- Kabar Duka dari PBNU, Penulis Buku Atlas Wali Songo KH Agus Sunyoto Meninggal Dunia
- Azis Syamsyddin dan 2 Orang Lain Dicegah ke Luar Negeri Terkait Kasus Suap Penyidik KPK
"Ini lah kejahatan extra ordinary itu. Di era Jokowi berkuasa. Lebih kejam dari teroris. Curi uang rakyat di siang hari bolong.#Liberte," terang Benny.
Cuitan Benny di aplikasi berlambang burung biru ini mendapat respon dari warganet. Ada yang mendukung, ada pula yang membantahnya.
Akun @aia**** misalnya bertanya ke Benny, kejahatan apa yang pernah terjadi di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya.
"kalau di era sby, kejahatan apa yg lebih kejam dari teroris."
"Sebetulnya KPK sdh lama tahu, mgk baru bu Risma yg ada waktu memberi klarifikasi data peninggalan tsb. Kita tunggu kelanjutannya," @ridhora****
"Supertega uang bansos aja di embat dg pegandaan data ! Kok didiamkan !!" @HjAiSur****