Ada Dukungan Konglomerat Besar Indonesia Berinvestasi di Grab
JAKARTA - Perusahaan ride-hailing Grab resmi mengumumkan rencananya untuk go public lewat skema special purpose acquisition company (SPAC) di NASDAQ dengan nilai nyaris 40 miliar dolar AS. Ternyata di balik rencana tersebut ada dukungan dari konglomerat Indonesia.
Menurut data Reuters, lebih dari 4,5 miliar dolar AS telah digalang dari sejumlah raksasa investor global seperti BlackRock, T.Rowe, dan Fidelity International, juga dari sovereign wealth funds seperti Mubadala and Temasek.
Menariknya ada sejumlah konglomerat terkemuka dari Indonesia yang ikut berpartisipasi, seperti Djarum, keluarga Sariaatmadja pemilik Emtek, dan grup Sinar Mas.
Hal ini dijelaskan Grab dalam keterangan persnya, Jumat, 23 April, disebutkan deretan perusahaan itu terlibat dalam penggalangan dana private investment in public equity (PIPE) yang mencapai 4 miliar dolar AS.
Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020. Grab mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sekitar 12,5 miliar dolar AS, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi.
"Kami selalu percaya pada kerja sama jangka panjang akan meningkatkan dampak yang besar. Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung agenda nasional dan juga bermitra dengan sejumlah perusahaan blue chip terbaik di dunia," ujar CEO Grab Group Anthony Tan dalam keterangan tersebut.
Baca juga:
- Grab Beli 4 Persen Saham Perusahaan Milik Konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja, Gelontorkan Rp4 Triliun
- Demi Melantai di Bursa Saham, Grab Merger dengan Perusahaan Amerika
- Persaingan Sengit Dompet Digital, Siapa Terdepan?
- Grab hingga Anthony Salim Jadi Pemegang Saham, Emtek Milik Konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja Mau Jadi Apa?
Decacorn ini menargetkan terdaftar di bursa saham AS pada Juli 2021. Upaya Grab menjadi perusahaan publik dilakukan melalui kerja sama dengan Altimeter Growth.
Dalam keterangan Grab juga disebutkan kalau Altimeter berkomitmen untuk memegang saham yang dimiliki sponsornya selama tiga tahun. Lalu 10 persen dari saham tersebut akan dimanfaatkan untuk dana GrabForGood yang ditujukan untuk berbagai program sosial dan lingkungan jangka panjang.
Kehadiran investor lokal menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab, khususnya di Indonesia. Ini jadi perkembangan yang menarik, terlebih di saat ramainya berita merger Gojek-Tokopedia dan rencana IPO mereka di Bursa Efek Indonesia.