Laba Perusahaan Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Ini Melesat 197 Persen, Berhasil Jual 9,3 Juta Ton Batu Bara
JAKARTA - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Golden Energy Mines Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja di kuartal I 2020. Emiten bersandi saham GEMS ini meraih laba setelah pajak sebesar 101 juta dolar AS pada kuartal I 2021.
Dikutip dari laporan keuangan GEMS yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat 23 April, capaian itu naik 197 persen dibandingkan dengan perolehan kuartal I 2020 sebesar 34 juta dolar AS. Bahkan laba kuartal I 2021 perusahaan telah melampaui laba setelah pajak setahun penuh 2020 yang sebesar 96 juta dolar AS.
Pendapatan perusahaan batu bara milik almarhum konglomerat Eka Tjipta Widjaja ini juga naik 20 persen menjadi sebesar 381 juta dolar AS dibandingkan dengan 317 juta dolar AS pada kuartal I 2020. Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius mengatakan, perolehan laba sepanjang kuartal I 2021 itu telah memenuhi 80 persen dari target laba perseroan 175 juta dolar AS.
Sementara itu, pada kuartal I 2021 GEMS mencatatkan penjualan batu bara sebesar 9,3 juta ton naik 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,9 juta ton. Penjualan tersebut terdiri atas penjualan domestik sebesar 43 persen, dan penjualan ekspor sebesar 57 persen.
Baca juga:
- Bangun Jalan Tol, Perusahaan Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Dapat Guyuran Rp3,28 Triliun dari Bank Duo Hartono dkk
- Puradelta, Pengembang Properti Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Raup Marketing Sales Rp288 Miliar di Kuartal I 2021
- Tjiwi Kimia, Produsen Buku Sinar Dunia Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Raih Pendapatan Rp12,56 Triliun di 2020
- Indah Kiat Pulp & Paper, Perusahaan Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Ini Berhasil Raup Pendapatan Rp41,72 Triliun
Dari penjualan ekspor tersebut kontributor pasar terbesar dari China sebesar 37 persen, India sebesar 16 persen, sedangkan pasar Asia Timur dan Tenggara sebesar 4 persen. Bonifasius mengharapkan permintaan dan harga batu bara di posisi tinggi dapat bertahan hingga akhir tahun ini.
Adapun, permintaan itu diyakini akan didukung oleh permintaan dari China yang akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi Negeri Panda itu. Di sisi lain, kinerja yang baik pada tahun ini juga akan didukung proyeksi pertumbuhan produksi pada tahun ini seiring dengan Pemerintah Indonesia menaikkan target produksi tahun ini menjadi 625 juta ton.