Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan pertambangan dari Grup Sinarmas, Golden Energy and Resources Ltd (GEAR) yang juga induk usaha PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), membukukan lonjakan laba pada 2021.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan milik konglomerat Eka Tjipta Widjaja ini, dikutip Selasa 22 Februari, sepanjang 2021 GEAR membukukan laba senilai 251,3 juta dolar AS (sekitar Rp3,5 triliun), naik 629 persen secara year on year (yoy). Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak tercatat pada 2016.

Sementara itu, pendapatan GEAR melonjak 61 persen ke 1,87 miliar dolar AS (sekitar Rp26 triliun). Manajemen perusahaan menyebutkan, lonjakan pendapatan disumbang dari segmen batu bara yang melambung 49 persen yoy ke 1,59 miliar dolar AS karena kenaikan rata-rata harga jual batu bara (ASP) sebesar 72 persen menjadi 53,46 dolar AS per ton.

Pendapatan dari segmen batu bara metalurgi menanjak lebih tinggi hingga 195 persen menjadi 286,6 juta dolar AS dengan kenaikan ASP sebesar 65 persen mencapai 132,78 dolar AS per ton. Ebitda perusahaan juga mencetak rekor pada 2021 mencapai 503,3 juta dolar AS dengan kenaikan margin sampai dengan 26,9 persen.

Arus kas masuk ke GEAR juga menguat sebesar dolar 377,3 juta dolar AS sepanjang 2021, dibandingkan dengan 108,9 juta dolar AS pada 2020.

"Untuk tahun ini, perusahaan telah menandatangani kesepakatan akuisisi kepemilikan di BHP Mitsui Coal Pty Ltd. (BMC) yang rencananya akan dirampungkan pada pertengahan 2022," tulis manajemen dalam GEAR keterangan resmi, dikutip Selasa 22 Februari.

Selain itu, dalam rangka mengurangi ketergantungan perusahaan pada bisnis tambang batu bara, GEAR telah mengurangi kepemilikan pada saham PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) sebesar 4,5 persen menjadi 62,5 persen.

Perseroan juga telah menyelesaikan akuisisi 20,33 persen kepemilikan saham Ascend Global Investment Fund SPC di anak perusahaan GEAR, Golden Investments (Australia) Pte Ltd (GIAPL). Dengan transaksi ini, GIAPL sekarang menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perusahaan yang memiliki sekitar 75,33 persen di Stanmore, cabang batubara metalurgi Grup di Australia.