JAKARTA - Perusahaan perbankan milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja, PT Bank Sinarmas Tbk membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp127,74 miliar sepanjang 2021. Laba tersebut tumbuh 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama 2020, yakni sebesar Rp118,52 miliar.
Dalam publikasi Bank Sinarmas yang dirilis di laman resmi, dikutip Selasa 5 April, emiten bank berkode BSIM itu mengalami kenaikan pendapatan bunga sebesar 1 persen yoy, dari semula Rp3,19 triliun pada periode Desember 2020 menjadi Rp3,23 triliun per Desember 2021.
Sementara itu, beban bunga Bank Sinarmas mengalami penurunan sebesar 22 persen yoy, dari Rp1,04 triliun menjadi Rp817,83 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih yang dimiliki Bank Sinarmas tumbuh 13 persen yoy, dari semula Rp2,14 triliun menjadi Rp2,41 triliun.
Di sisi lain, kredit yang diberikan Bank Sinarmas juga mengalami penyusutan sebesar 18 persen yoy, dari Rp15,31 triliun menjadi Rp12,61 triliun. Dari sana, total aset yang dimiliki emiten bersandi saham BSIM naik 18 persen yoy, dari Rp44,61 triliun kini menjadi Rp52,67 triliun.
Kemudian, dari sisi liabilitas, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Sinarmas tumbuh 21 persen yoy, dari semula Rp36,75 triliun menjadi Rp44,46 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) berupa giro dan tabungan yang mengalami pertumbuhan sebesar 57 persen yoy, dari Rp19,63 triliun menjadi Rp30,77 triliun.
BACA JUGA:
Selain itu, BSIM tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai RP6,94 triliun per Desember 2021, atau naik 25 persen yoy dari sebelumnya Rp5,57 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, Bank Sinarmas berhasil menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) baik secara gross dan net masing-masing sebesar 4,64 persen dan 1,18 persen pada 31 Desember 2021, dari semula 4,75 persen dan 1,39 persen per 31 Desember 2020.
Selanjutnya, net interest margin (NIM) BSIM tercatat turun menjadi 5,79 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun menjadi 97,12 persen.