Laba Gudang Garam Milik Konglomerat Susilo Wonowidjojo Turun, Wismilak Justru Melonjak 537 Persen

JAKARTA - Tahun 2020 bukan periode yang bersahabat bagi perusahaan rokok. Perusahaan besar seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) saja labanya turun 29 persen menjadi Rp7,64 triliun dibanding tahun sebelumnya.

Selain Gudang Garam, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga berhasil mencatatkan penurunan laba. Laba perusahaan rokok milik Phillip Morris tersebut merosot 37,5 persen menjadi Rp8,5 triliun.

Perusahaan rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk justru "tampil" mengejutkan. Emiten bersandi saham WIIM tersebut berhasil mencetak pertumbuhan kinerja dari sisi pendapatan mau laba bersih.

Dikutip dari laporan keuangan Wismilak yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 22 April, perusahaanm mencatatkan penjualan sebesar Rp1,99 triliun pada 2020. Perolehan itu naik 43 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp1,39 triliun.

Rinciannya, penjualan segmen rokok tercatat Rp1,88 triliun dan segmen pemasaran dan distribusi sebesar Rp1,99 triliun. Kedua segmen itu berhasil mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Beban pokok penjualan perseroan juga ikut naik menjadi Rp1,36 triliun dibandingkan dengan beban 2019 sebesar Rp962,04 miliar. Sementara itu, sejumlah beban lainnya tampak relatif stabil dibandingkan dengan posisi 2019.

Alhasil, Wismilak berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp172,24 miliar. Capaian ini melonjak signifikan 537 persen daripada laba 2019 sebesar Rp27,27 miliar.

Adapun Wismilak membukukan kenaikan total liabilitas menjadi Rp428,59 miliar, dibanding posisi akhir 2019 sebesar Rp266,35 miliar. Total liabilitas 2020 itu terdiri atas liabilitas jangka panjang sebesar Rp76,79 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp351,79 miliar.

Sementara, total aset Wismilak naik menjadi Rp1,61 triliun pada akhir 2020 daripada posisi akhir 2019 sebesar Rp1,29 triliun. Kenaikan total aset itu juga seiring dengan kenaikan kas setara kas 61,88 persen menjadi Rp429,55 miliar pada 2020 dibandingkan dengan Rp265,01 miliar pada akhir 2019.