Batalkan Kesepakatan Belt and Road Initiative dengan China, Menlu Payne: Demi Kepentingan Nasional

JAKARTA - Pemerintah Australia mengumumkan keputusan untuk membatalkan dua kesepakatan antara Negara Bagian Victoria dengan China dalam Belt and Road Initiative.

Langkah ini ditempuh oleh Menteri Luar Negeri Marise Payne dan diumumkan pada Rabu 21 April malam. Payne menyebut pihaknya sudah memberi tahu pihak China sebelum keputusan ini diumumkan.

Berbicara di radio pada Hari Kamis, Payne mengatakan ia telah menerima menerima seribu pemberitahuan dari negara bagian, tentang kesepakatan yang mereka miliki dengan sejumlah pemerintah asing, di bawah proses baru yang memberinya hak veto atas pengaturan tersebut. 

"Skema ini sangat difokuskan pada kepentingan nasional Australia. Ini tentang memastikan konsistensi hubungan luar negeri kita di seluruh Australia dan pasti tidak ditujukan pada satu negara," katanya kepada program AM radio ABC, seperti melansir Reuters, Kamis 22 April.

Payne menambahkan, Australia berkomitmen untuk tetap berhubungan dengan China. Ia juga meminta semua pemerintahan di seluruh dunia, untuk menghormati otoritas pengambilan keputusan Pemerintah Australia. 

Sebelumnya, Kedutaan Besar China mengkritik langkah Payne yang memveto dua perjanjian kerangka kerja yang ditandatangani oleh negara bagian Victoria. Langkah ini dinilai provokatif dan akan semakin merusak hubungan China dengan Australia. 

"Langkah yang tidak masuk akan dan provokatif lainnya yang diambil oleh pihak Australia terhadap China," sebut Kedutaan Besar China dalam pernyataannya. 

Untuk diketahui, pemerintah koalisi konservatif Australia menolak untuk menyetujui kesepakatan Belt and Road Initiative tingkat negara dengan China. 

Tetapi, Perdana Menteri Victoria Dan Andrews menandatangani perjanjian untuk mempromosikan inisiatif pembangunan infrastruktur pada 2018 dan 2019, dengan mengatakan itu akan membawa investasi China ke negaranya.

Hubungan diplomatik antara Australia dan China memburuk sejak Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona, yang dibalas dengan perang dagang oleh Beijing.