Bagikan:

JAKARTA – Pakaian mendukung aktivitas seseorang. Sekiranya ini bisa dibenarkan, terlebih bagi wanita yang menapaki jenjang karier plus berpenampilan menarik bagi klien-kliennya. Desain pakaian peplum, tak hanya mengunggulkan kesan estetis dari postur tubuh. Lebih dari itu, desain pakaian yang jejaknya naik daun antara 1940-an hingga 80-an dianggap mendukung kelincahan wanita.

Peplum berasal dari akar kata bahasa Yunani, yang berarti ‘tunik’. Secara desain, tambahan embel-embel pada tunik seperti rok tambahan di bagian bawah blouse. Dulunya, tambahan embel-embel ini dipasang ke rompi. Bedanya, sekarang para desainer lebih inovatif dalam membuat aksen tambahan peplum.

Bahkan, peplum asimetris dipakai oleh Chris Lee oleh brand Tony Ward Couture dikenakan pada Jiangsu TV’s New Year Gala saat penghujung tahun kemarin. Model pakaian peplum ini jadi salah satu indikator Vogue sebagai The Best Dressed Stars. Vogue menggaris bawahi tone warna putih pada desain pakaian ini.

Yang lebih menarik, blouse peplum memberikan kelonggaran untuk bergerak. Ketika memakai skirt dengan potongan melebar bagian bawah, langkah kaki seolah bisa lebih lebar dan longgar untuk bergerak cepat.

Selama era Yunani Kuno, peplum yang dikenal dengan sebutan peplos terbuat dari kain panjang. Dilipat, dijepit dan diikatkan di pinggang sehingga berbentuk tabung. Wanita Yunani memakai ini untuk menambahkan aksen pada tunik. Hasilnya, memberikan sedikit volume pada pakaian mereka.

Peplum menjadi mode saat era Victoria sebagai support pada wanita untuk lebih lincah dalam beraktivitas. Saat memakai rok peplum, masalah rumit saat ketika memakai fit body skirt selesai seketika. Rok peplum pada era Victoria dianggap masih menaati kaidah kesopanan, namun juga inovasi mode untuk menyelesaikan kerumitan dalam berpakaian.

Alih-alih rok yang ber-layer dan butuh dipegang saat melangkahkan kaki, overskirt atau sebutan lain dari rok peplum lebih memungkinkan pun memudahkan untuk mobilitas. Tentu saja tetap menyembunyikan garis pinggul serta paha sebagai satu nilai kesopanan pada masa itu.

Dikutip dari Start Up Fashion History, Jumat, 8 Januari, siluet tubuh wanita terlihat menarik namun tetap berbusana sopan dimulai oleh Christian Dior. Puncak mode saat itu menunjukkan bahwa wanita bertubuh jam pasik klasik kian merebak dan menginspirasi bagi banyak pihak.

Tahun berganti, mode pakaian peplum di era 80-an menumbangkan gaya berpakaian memakai sabuk tebal di pinggang. Era ini adalah kebangkitan kembali desain peplum. Kesan classy dan feminin ditampilkan dengan detail peplum yang tebal. Tidak hanya peplum yang panjang, embel-embel sepuluh sentimeter dan ber-layer dimulai dari garis pinggang terlihat mencolok.

Saat ini, peragaan busana diberbagai musim para desainer yang membawahi couture brand masih tetap berinovasi dengan desain peplum. Tentu saja terinspirasi dari aspek fungsional selembar pakaian.