WhatsApp yang Kini Batasi Forward Pesannya untuk Cegah Hoaks

JAKARTA - Layanan aplikasi pesan instan WhatsApp terus melakukan pencegahan pada penyebaran hoaks atau kesalahan informasi terkait COVID-19 di platformnya. Baru-baru ini, aplikasi tersebut membatasi pengguna dalam meneruskan sebuah pesan di ruang obrolan.

Melansir The Guardian, WhatsApp mengurangi fungsi untuk meneruskan pesan ke lebih dari satu kontak. Jika sebelumnya sudah dikurangi menjadi 20 kali forward message. Kini pesan yang bisa diteruskan tak lebih dari lima kali.

Meski tidak sepenuhnya mencegah penyebarluasan pesan. Namun WhatsApp berharap para penggunanya dapat mengontrol setiap pesan dan informasi yang salah agar tidak diteruskan satu dengan lainnya.

"Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan yang pengguna katakan kepada kami bisa terasa luar biasa dan dapat berkontribusi pada penyebaran informasi yang salah. Kami percaya penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat untuk percakapan pribadi," ujar juru bicara WhatsApp melalui keterangan resminya.

Aplikasi pesan instan di bawah naungan Facebook itu juga memiliki fitur enkripsi pesan, di mana WhatsApp tidak dapat melihat pesan apapun yang dikirim pada platformnya. Sehingga, penyebaran hoaks paling banyak juga ditemukan di aplikasi ini.

Pemerintah di berbagai negara pun menghimbau masyarakatnya agar tidak percaya dengan informasi yang tidak diketahui validitasnya. Mereka juga mengatakan bahwa akan mengambil tindakan tegas terhadap orang-orang yang terlibat dalam penyebaran informasi palsu. 

Meski ada saja pengguna WhatsApp yang tidak mengikuti arahan tersebut. Sebab pesan berantai dengan informasi yang salah masih terjadi tiap harinya. Apalagi pesan tersebut menyebutkan bila organisasi kesehatan dunia (WHO) memperpanjang masa karantina wilayah hingga beberapa bulan ke depan.

Disinformasi itu pun langsung dikonfirmasi WHO lewat akun Twitter resminya. WHO menjelaskan tidak mengirimkan pesan berantai melalui protokol layanan WhatsApp. Mengingat, saat ini banyak orang di seluruh dunia yang menghabiskan waktunya dengan smartphone selama masa karantina.

Sejatinya pengguna WhatsApp, bisa memanfaatkan fitur pada Google untuk mengetahui kebenaran pesan yang didapat. Nantinya Google akan memverifikasi pesan yang sedang viral dengan sejumlah informasi yang disaringnya lewat mesin pencariannya.

Dengan begitu, pengguna WhatsApp bisa mendapatkan informasi yang benar dari forward pesan yang didapatkan. Upaya ini diharapkan bisa memperlambat penyebaran disinformasi pada layanan pesan instan itu. 

Lainnya, pengguna juga dapat membuka situs web pemerintah atau media sosial untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terverifikasi. Belum lama ini, WhatsApp juga telah meluncurkan layanan Siaga Kesehatan WHO Coronavirus untuk memberikan informasi yang resmi kepada pengguna dalam 24 jam sehari di seluruh dunia.