Johnson & Johnson Lanjutkan Peluncuran Vaksin COVID-19 di Eropa dengan Peringatan Kesehatan
JAKARTA - Produsen vaksin COVID-19 Johnson & Johnson mengumumkan akan melanjutkan program peluncuran vaksin di Eropa. Ini dilakukan setelah regulator kesehatan Eropa menyatakan, manfaat dari vaksin lebih besar daripada risiko pembekuan darah yang sangat langka.
Regulator kesehatan Eropa, European Medicines Agency (EMA) pada Selasa 20 April merekomendasikan untuk menambahkan peringatan tentang pembekuan darah langka, dengan jumlah trombosit darah rendah ke label produk vaksin Johnson & Johnson.
Penggunaan vaksin Johnson & Johnson untuk sementara dihentikan oleh regulator Amerika Serikat minggu lalu, setelah pembekuan darah otak yang langka dikombinasikan dengan jumlah trombosit darah rendah dilaporkan pada enam wanita. Kondisi yang membuat pihak pabrikan menunda peluncuran di Eropa.
Johnson & Johnson menerangkan, label akan menyertakan peringatan tentang risiko efek samping yang jarang terjadi, serta instruksi tentang cara mengenali dan mengobatinya. Proses pengiriman pun akan dilakukan untuk Uni Eropa, Norwegia dan Islandia, serta melanjutkan pekerjaan uji klinis. Sementara, Belanda diketahui akan mulai menggunakan vaksin ini pada Rabu 21 April.
"Ini peristiwa yang sangat langka. Kami berharap dengan membuat orang-orang sadar serta menerapkan pedoman diagnostik dan terapeutik yang jelas sehingga kami dapat memulihkan kepercayaan pada vaksin kami," kata Chief Scientific Officer Johnson & Johnson Paul Stoffels, melansir Reuters, Rabu 21 April.
Terpisah, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) bersama Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) juga meninjau pembekuan darah langka yang dilaporkan pada orang-orang yang mendapat suntikan. Komite penasihat akan bertemu pada hari Jumat dan dapat membuat rekomendasi.
"Hasil dari tinjauan vaksin penting untuk upaya vaksinasi global secara keseluruhan, mengingat vaksin Johnson & Johnson tidak memiliki persyaratan penyimpanan dingin yang ekstrim dari vaksin mRNA," kata analis Edward Jones Ashtyn Evans, mengacu pada vaksin dari Moderna dan Pfizer BioNTech.
Baca juga:
- Pakar Kesehatan AS Yakin Vaksin Johnson & Johnson akan Kembali Dipakai, Anak-Anak Divaksin Tahun 2022
- Uni Eropa: Rusia Kerahkan 150 Ribu Tentara ke Perbatasan Ukraina, Lebih Besar Dibanding Tahun 2014
- Departemen Pertahanan Amerika Serikat Akui Kebenaran Video Fenomena Udara Tak Dikenal Tahun 2019
- Moderna Mulai Uji Coba Vaksin COVID-19 Generasi Baru, Targetkan Varian Afrika Selatan
Untuk diketahui, vaksin Johnson & Johnson dapat disimpan pada suhu lemari es normal dan diharapkan dapat digunakan di seluruh dunia.