DPR Girang Pemerintah Menandatangani MoU Vaksin Nusantara
JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait penelitian berbasis pelayanan sel dendritik.
Penandatanganan tersebut disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Senin, 19 April.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengapresiasi langkah pemerintah yang telah memberi jalan vaksin Nusantara untuk dilanjutkan pengembangannya.
“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Menko PMK Muhadjir Effendy, atas inisiatif sudah dilakukan jalan keluar untuk tetap mendorong vaksin Nusantara terus dilanjutkan dengan memakai mekanisme yang benar dan sesuai aturan yang berlaku serta berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah," ujar Melki Laka Lena, Selasa, 20 April.
Menurutnya, kesepakatan tersebut merupakan sebuah langkah maju untuk melanjutkan proses penelitian sel dendritik agar vaksin Nusantara tetap dikembangkan.
Baca juga:
- Sama Seperti Vaksin COVID-19 Lain, Vaksin Nusantara Juga Timbulkan Efek Samping
- Penelitian Vaksin Nusantara Kini Difokuskan pada Sel Dendritik, Digunakan untuk Pelayanan
- Dikeluhkan Musisi, Sandiaga Uno Minta Anies Kembali Bolehkan Live Music Selama Ramadan
- Disinggung Kinerjanya Merosot Signifikan, KPK Sebut ICW Salah Data
“Vaksin nusantara itu sebenarnya sudah diakui WHO dan memenuhi kaidah keilmuan dan peraturan regulasi, para peneliti jangan takut untuk terus melakukan inovasi dalam rangka menjamin kebutuhan termasuk untuk COVID-19,” ungkap Melki.
Melki menjamin, Komisi IX DPR dan seluruh anggota dewan akan terus mendukung para peneliti melakukan percepatan pengembangan vaksin Nusantara yang diharapkan menjadi jawaban atas pandemi COVID-19 di tanah air.
“Kami mendorong masyarakat umum untuk terus melakukan diskusi yang efektif dan produktif. Kami melihat bahwa perdebatan saat ini adalah bagian dari kecintaan dari peneliti untuk bersama-sama mengembangkan vaksin nusantara,” ucap Melki.
“Semoga penelitian benar-benar menjadi opsi bisa membantu bangsa ini mendapatkan pengobatan yang baik penanganan COVID-19 di tanah air,” harap Melki.