Dua Alat PCR Baru Memungkinkan Otoritas Tes 10 Ribu Spesimen per Hari
JAKARTA - Pemerintah telah menambah 20 perangkat Polymerase Chain Reaction (PCR) yang didatangkan dari negara Swiss. PCR merupakan metode untuk menguji spesimen COVID-19.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga menerangkan, alat ini sudah datang sejak pekan lalu dan kini siap didistribusikan. Kini harapan bertambah, bahwa proses pendataan bisa dilakukan lebih cepat dan luas.
"Kita tahu ada kekurangan jumlah alat. Jadi proses tes laboratorium agak lambat. Alat ini sudah ada di Indonesia dan beberapa sudah di-install. Dengan ini, Indonesia semakin bisa medata banyak orang terkena corona," kata Arya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 8 April.
Perangkat PCR yang dibeli Kementerian BUMN ada dua jenis. Pertama adalah dua set MagNa Pure 96. Alat yang secara otomatis mengetes RNA ini bisa digunakan untuk menguji seribu spesimen per alat per hari. Kedua, 18 buah alat LightCycler PCR detector. Alat ini bisa mengetes hingga lima ratus spesimen per alat per hari.
"Maka, dengan alat ini kalau sudah ter-install semua seharinya bisa sembilan sampai sepuluh ribu hasil tes," tutur Arya.
Baca juga:
Arya melanjutkan, semua alat PCR ini akan disebar ke sejumlah provinsi. Daerah tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
"Di daerah akan dikirim secepatnya, setelah di-install dalam dua minggu. Sampai di tempat, diarahkan. Kalau RS tersebut sudah ada neg pressure, maka sudah bisa digunakan," ungkap Arya.
Sebagai informasi, PCR merupakan proses uji spesimen COVID-19. Alat ini bisa menginformasi seseorang terindikasi positif atau negatif virus corona dengan menggunakan sampel liur, baik dari pangkal tenggorokan maupun pangkal hidung.