Bagikan:

JAKARTA -  Selama pandemi COVID-19, Polri mengklaim angka tindak pidana menurun drastis. Hanya saja, ada beberapa sektor yang mengalami peningkatakan. Misalnya, tindak kejahatan jalanan dan penyebaran berita bohong.

Peningkatan kejahatan jalanan selama masa pendemi COVID-19 terjadi karena minimnya aktivitas masyarakat di luar ruangan. Sehingga, para pelaku kejahatan memanfaatkan situasi tersebut. Terlebih, anggota kepolisian pun sedang dihadapkan dengan sosialisai dan penindakan physical distancing.

Peristiwa terbaru adalah perampokan toko emas di Pasar Kemiri, Jakarta Barat. Para pelaku yang diduga empat orang menggasak sepuluh kilogram perak dan 0,5 kilogram emas dengan harga yang ditaksir mencapai Rp400 juta.

Untuk itu, selama masa Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang mulai berlaku pada Jumat, 10 April, skema pengamanan pun sudah mulai disiapkan. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, salah satu langkah yang akan dilakukan adalah melakukan patroli rutin di titik-titik rawan tindak kejahatan jalanan, seperti pencurian dan sebagainya.

Kemudian, anggota yang berasal dari satuan reserse kriminal akan dikerahkan mulai dari tingkat Polda, Polres, hingga Polsek. Sehingga, keamanan wilayah pun akan terjadi di masa pandemi COVID-19.

Patroli polisi di masa pandemi (Sumber: humas.polri.go)

"Untuk fungsi reskrim ini selalu siaga dan faktanya, jika ada kasus-kasus yang terjadi, kita mampu mengungkap kasus tersebut. Dalam hal ini, kami terus berupaya menjamin keamanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya," kata Nana di Jakarta, Rabu, 8 April.

Kemudian, pengamanan pun juga akan diberikan terhadap kendaraan pengangkut bahan pokok. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya tindak pinda penghadangan dan penjarahan pada kendaraan pengangkut.

Nantinya, pengawalan ini pun akan dilakukan mulai dari titik pengangkutan atau lokasi awal hingga tiba di tempat tujuan untuk disimpan atau dipasarkan. "Terkait pengawalan khusus ke mobil-mobil bahan logistik ini sudah kami lakukan dan akan kami tingkatkan. Kami akan menjaga mengawal sampai bahan logistik itu di gudang atau dipasarkan," tutur Nana.

Pemetaan

Menambahkan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebut pihaknya sudah memetakan wilayah-wilayah yang rawan terjadi kejahatan. Untuk mengantisipasinya, ada dua hal yang sudah dipersiapkan.

Pertama, optimalisasi peran anggota tak berseragam untuk memonitor kondisi di daerah tertentu. Kemudian, meningkatkan kegiatan-kegiatan rutin yang memang sudah ada sebelumnya.

"Unit dari reskrim yang tidak berseragam terus dikerahkan demi untuk menjamin dan mengantisipasi kriminalitas yang ada. Karena takutnya dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan. Jadi semua sudah di-mapping dan sudah disiapkan," papar Yusri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus (Rizky Adytia Pramana/VOI)

Akan tetapi, belum bisa dijelaskan secara rinci jumlah personel yang akan dikerahkan untuk memastikan kondisi Jakarta tetap aman dari tindak kejahatan. Sebab, Polda Metro Jaya masih menunggu aturan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah provinsi (Pemprov).

"Aturan baru dibahas, konsepnya ini lagi diatur, seperti apa sih konsep peraturan gubernur ini. Kalau sudah ada konsepnya berarti kita harus segera membuat aturan ini," ungkap Yusri.

Kejahatan menurun

Berdasarkan data Laporan Polisi (LP) per bulan Maret 2020, tingkat kejahatan yang terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya menurun cukup drastis. Data tersebut pun merupakan perbandingan data di bulan dan tahun sebelumnya.

"Itu kan kita berbanding dengan tahun yang lalu dengan waktu yang sama tapi tahunnya yang berbeda. Itu menurun, dan juga kita bandingkan lagi dengan hari per hari atau bulan per bulan, satu hari berapa sih LP yang masuk ke sini. Itu di bawah dari hari yang sebelum COVID-19," papar Yusri.

Hanya saja, tak dijabarkan secara detail mengenai sektor tindak kejahatan yang mengalami penurunan. Sebab, berdasarkan data tersebut, penurunan angka kejahatan dihitung secara keseluruhan atau total crime.

"Tidak, secara keseluruhan. Saya bicara tentang keseluruhan. Crime total kan artinya secara keseluruhan. Dibandingkan dengan Maret, Februari tahun lalu dengan Februari tahun ini, itu timpang sekali. Jadi artinya kan crime total lebih rendah," tandas Yusri.